Waspada, Ini Tips Agar Terhindar dari Peredaran Uang Palsu saat Lebaran
Oleh : Paskalis Rianghepat
Selasa | 28-03-2023 | 18:40 WIB
IMG-20230328-WA0032.jpg
Kepala Bank Indonesia (BI) Perwakilan Kepri, Suryono. (Istimewa).

BATAMTODAY.COM, Batam - Kepala Bank Indonesia (BI) Perwakilan Kepri, Suryono mengimbau kepada masyarakat agar mewaspadai peredaran uang palsu menjelang hari raya Idul Fitri tahun 2023.

Menurut Suryono, peredaran uang palsu harus diwaspadai dan dihindari karena dapat merugikan masyarakat dan juga negara.

"Bank Indonesia menghimbau masyarakat untuk melakukan penukaran uang di tempat-tempat penukaran resmi," kata Kepala BI Perwakilan Kepri, Suryono, Selasa (28/3/2023).

Menyikapi fenomena tersebut, kata Suryono, Bank Indonesia (BI) Kepulauan Riau (Kepri) memberikan beberapa tips agar terhindar dari peredaran uang palsu saat persiapan menyambut Idul Fitri.

Peredaran uang palsu, kata dia, bisa dari mana saja, mulai dari transaksi jual-beli hingga proses penukaran dari mata uang asing ke rupiah, maupun penukaran pecahan rupiah yang kerap dilakukan terutama pada bulan Ramadan menjelang Idul Fitri.

"Kepada masyarakat, sebaiknya melakukan penukaran secara mandiri atau langsung ke tempat-tempat penukaran uang di seluruh unit/cabang perbankan, Kas Keliling Bank Indonesia, serta pada Layanan Penukaran Uang Bersama Bank Indonesia dan Perbankan tanpa menggunakan jasa calo," tegas Suryono.

Selain itu, kata dia, masyarakat juga harus mempelajari dan mengenali ciri rupiah yang dapat diakses melalui https://pintar.bi.go.id.

"Dilihat, diraba dan diterawang apabila masih ada keraguan silahkan ditolak, atau melakukan klarifikasi secara langsung ke Bank Indonesia," ujarnya.

Dengan demikian, masyarakat dapat terhindar dari risiko peredaran uang palsu, ketidakakuratan jumlah uang yang ditukarkan.

"Selama periode Ramadan dan Idul Fitri 2023, masyarakat dapat mengakses layanan pemenuhan kebutuhan uang kartal atau pecahan sampai dengan tanggal 20 April 2023 melalui 155 titik layanan loket," pungkasnya.

Editor: Yudha