2 Pekan Air Tak Mengalir, Tagihan Membengkak, Warga Sekupang Geruduk Kantor Moya Batam
Oleh : Aldy
Kamis | 12-01-2023 | 12:04 WIB
Moya-didemo.jpg
Puluhan Warga Perumahan Cipta Green Mansion, Tanjung Pinggir, Kecamatan Sekupang, saat berunjuk rasa di Kantor PT Moya, Batam Center, Kamis (12/1/2023). (Foto: Aldy)

BATAMTODAY.COM, Batam - Buruknya penanganan air bersih yang dikelola oleh PT Moya terus dirasakan masyarakat Kota Batam. Kali ini, warga Perumahan Cipta Green Mansion (CGM), Kecamatan Sekupang ramai-ramai menggeruduk kantor PT Moya di Batam Center, akibat 2 minggu tidak mendapatkan suplai air bersih, Kamis (12/1/2023).

Tidak hanya macetnya suplai air bersih di perumahan mereka, warga juga mengeluhkan kenaikan tarif pembayaran, bahkan kenaikan tersebut ada yang mencapai 70 persen.

Dari pantauan BATAMTODAY.COM di lokasi, puluhan warga Cipta Green Mension (CGM) Tanjung Pinggir, Sekupang, menyerbu kantor PT Moya sejak pukul 10.00 WIB. Terdengar teriakan-teriakan terutama emak-emak yang mengeluhkan pelayanan air di perumahan mereka.

"Air air air. Lancarkan air kami," teriak warga yang dikomandoi Rahmadhani Lubis.

Dengan nada lantang, Rahmadani Lubis mengatakan, air di perumahan itu tidak pernah lancar bahkan sejak awal dia pindah. "Beberapa tahun air kami sangat tidak bisa kami pergunakan. Bahkan dua minggu ini mati total," kesalnya.

Ia menjelaskan, sebelumnya air di perumahan itu sempat jalan, akan tetapi hanya pada pukul 01.00 - 04.00 WIB dini hari.

Mirisnya lagi, warga tetap membayar air tersebut setiap bulannya meski tidak mengalir lancar. Bahkan pembayaran selalu naik setiap bulannya.

"Malam hidup pun hanya 1-2 jam. Kami merasa dirugikan karena harus bergadang tiap malam. Kami juga harus beli air galon untuk mencukupi kebutuhan kami, terlebih yang punya anak kecil, mau berapa galon kami beli tiap hari," keluh Rahmadani Lubis.

Warga lainnya, Indri, juga melupakan kekesalannya. Bahkan, dia pernah membayar air hingga Rp 400 ribu per bulannya, di mana disaat air bersih dikelola oleh perusahaan sebelumnya hanya membayar rata-rata Rp 100 an per bulan. Padahal, aliran air bersih di tempatnya tidak mengalir lancar.

"Pembayaran mahal airnya tidak lancar, bahkan sering mati total," kesal Indri.

Ia menegaskan, para warga menuntut air di perumahan mereka bisa berjalan lancar sebagaimana daerah lainnya. Jika tidak, warga mengancam akan menggelar aksi lebih besar lagi.

"Kalau tidak juga lancar kami akan demo lebih besar. Bila perlu saya nyuci di depan kantor SPAM, saya bawa semua panci dan baju kotor ke sini," tegasnya.

Para warga juga meminta kepada Wali Kota/Kepala BP Batam, agar permasalahan warga terkait pasokan air menjadi perhatian utama. "Haiii..Pak Rudi, perhatikan kami, boleh kami dukung terus tetapi air harus lancar, kalo tidak kami tidak mau pilih lagi," teriak warga.

Editor: Gokli