Industri Shipyard dan Offshore Bakal Bangkit hingga Dua Tahun ke Depan
Oleh : Aldy
Selasa | 10-01-2023 | 11:52 WIB
kadisnaker_batam-rudi-02.jpg
Kadisnaker Batam, Rudi Syakyakirti. (Foto: Aldy)

BATAMTODAY.COM, Batam - Kepala Dinas Ketenagakerjaan (Disnaker) Kota Batam, Rudi Syakyakirti mengatakan Industri Shipyard atau galangan kapal dan Offshore akan terus bangkit hingga dua tahun mendatang.

Hal itu diungkapkan Rudi, mengingat adanya pengaruh atau imbas dari perang Rusia dan Ukraina yang berkepanjangan, terhadap sejumlah negara dan daerah di Indonesia, serta isu krisis global pada tahun 2023 ini.

"Proyek yang tidak tersentuh oleh krisis tahun ini adalah Shipyard dan Offshore, selama Batam ini berdiri, baru tahun ini lah projek paling banyak, bahkan hingga dua tahun mendatang," ujar Rudi Syakyakirti, saat ditemui di salah satu cafe di Kawasan Batam Center, Senin (9/1/2023) sore.

Rudi melanjutkan, saat ini saja hampir 200 tongkang yang masuk dalam proses pengerjaan di sejumlah Shipyard yang tersebar di seluruh Kota Batam. Tidak hanya kapal tongkang, terdapat sejumlah Shipyard saat ini sedang mengerjakan kapal tugboat, sebagai moda untuk menarik kapal tongkang.

"Sekarang ini 200 tongkang sedang progres (dibentang), saya diskusi sama teman-teman Shipyard, baru tahun ini lah paling banyak produksi tongkang. Memang banyak orderan masuk, ini untuk kebutuhan tambang, batu bara, nikel dan lainya, begitu penjelasan mereka," kata Rudi.

Dijelaskannya, dengan banyaknya proyek pengerjaan di sejumlah Shipyard, efek dari itu, saat ini Batam kekurangan tenaga ahli di bidang welder, pitter dan scafolder. Untuk itu, pihaknya tengah mencarikan sejumlah solusi untuk memenuhi kebutuhan tenaga kerja ahli.

"Mereka lapor, kekurangan tenaga ahli. Untuk mengantisipasi dan memenuhi kebutuhan itu, kita coba koordinasi dengan Balai Besar Advokasi Latihan Kerja (BBALK) Medan. Mereka siap mensupport, dengan perjanjian, setiap ada pelatihan harus ada submit MoU dengan perusahaan. Artinya, masyarakat yang sudah melakukan pelatihan, akan ada jaminan diterima bekerja di perusahaan yang sedang membutuhkan," terang Rudi.

Disebutkannya, pelatihan untuk mendapatkan tenaga ahli, akan dilaksanakan di Kota Batam, untuk tahap pertama akan disiapkan 200 orang yang akan dibina menjadi tenaga ahli. Alasan dipilihnya BBALK Medan, dikarenakan balai tersebut di bawah naungan Kementerian Ketenagkerjaan.

Dalam pelatihan, nantinya pihak tenaga ahli dari perusahaan akan dilibatkan, sehingga perusahaan tidak mempunyai keraguan untuk merekrut tenaga yang baru saja diberikan pelatihan. "Setelah pelatihan, tidak ada lagi tes, langsung kerja. Ditambah lagi nanti ada sertifikat internasional, karena mayoritas klien di Batam adalah orang asing semua, sehingga memerlukan standar internasional," jelasnya.

Disinggung terkait jumlah kekurangan tenaga ahli di bidang Shipyard dan Offshore, Rudi menyebutkan, dalam waktu dekat akan berkoordinasi dengan semua perusahaan yang ada di Batam, untuk mengetahui jumlah pasti kebutuhan tenaga ahli.

"Kalau tak ada halangan, Rabu depan kita akan adakan pertemuan dengan semua perusahaan Shipyard. Untuk pelatihan itu dananya kan besar, untuk itu kita menggandeng yang dari Medan, karena di sana kan dananya dari pusat," pungkas Rudi Syakyakirti.

Editor: Gokli