Semarak Pekan QRIS Nasional di Kepri Tahun 2022

BI Dorong Budaya Digitalisasi Masyarakat Melalui Pasar dan Mall
Oleh : Aldy
Sabtu | 20-08-2022 | 10:08 WIB
pekan-QRIS.jpg
Kepala perwakilan Bank Indonesia (BI) Provinsi Kepri, Musni Hardi K Atmaja dan perwakilan BI Pusat, Adidoyo Prakoso, saat memperkenalkan Pekan QRIS dan launching mata uang Rupiah TE 2022, di salah satu cafe Kawasan Batam Center, Jumat (19/2/2022) sore. (Foto: Aldy)

BATAMTODAY.COM, Batam - Semarak Pekan Quick Response Code Indonesia Standard (QRIS) yang diinisiasi oleh Bank Indonesia (BI) telah menginjak tahun ketiga sejak diluncurkan pada 17 Agustus 2019.

Kehadiran standar QR Code Pembayaran di Indonesia mampu memfasilitasi pembayaran antar berbagai Penyedia Jasa Pembayaran (PJP) dengan biaya yang paling murah dan praktis dibanding kanal pembayaran lainnya.

Kepala Perwakilan Bank Indonesia (BI) Provinsi Kepri, Musni Hardi K Atmaja, menyampaikan Bank Indonesia akan terus mendorong perluasan QRIS, sehingga dapat mendorong budaya digitalisasi masyarakat, khususnya dalam aspek segi pembayaran. Tidak hanya menyasar pada sisi pedagang atau merchant, pengguna baru juga menjadi sasaran utama BI. Hal ini sebagai upaya untuk meningkatkan digitalisasi masyarakat melalui penerapan QRIS.

"BI mendorong peningkatan penggunaan (usage) QRIS melalui pencanangan program '15 Juta Pengguna Baru QRIS' di awal tahun 2022. Dari jumlah tersebut, Kepri memiliki target sebesar 102.000 pengguna baru. Untuk mencapai target itu, salah satu strategi yang ditempuh adalah dengan menyelenggarakan Pekan QRIS Nasional 2022," ucap Misni Hardi, saat acara bincang santai dengan media, di salah satu cofe di Kawasan Batam Center, Jumat (19/8/2022) sore.

Musni menjelaskan, kehadiran QRIS memperoleh sambutan baik dari masyarakat Kepri, per 1 Juli 2022, jumlah merchant QRIS di Kepulauan Riau mencapai 394.632. Jumlah tersebut tumbuh 464 persen dibanding bulan Juli 2021, atau meningkat sebesar 4 kali lipat. 90 persen merchant QRIS merupakan pelaku usaha yang berlokasi di Kota Batam dengan jumlah sebesar 355.053 merchant.

Selain itu, masih kata Musni Hardi, keunggulan QRIS yang merupakan kanal pembayaran paling murah membuat QRIS lebih mudah diterima oleh seluruh lapisan masyarakat termasuk pelaku usaha mikro yang sebelumnya belum banyak memanfaatkan kanal pembayaran non tunai.

"Hal ini ditunjukkan dengan dominasi kategori usaha mikro yang sebesar 63 persen dari seluruh merchant QRIS di Kepulauan Riau," terang Musni Hardi.

Musni memaparkan, Pekan QRIS Nasional 2022 merupakan rangkaian kegiatan yang bertujuan untuk meningkatkan penggunaan QRIS, baik dari sisi pengguna maupun merchant. Dengan mengambil slogan 'Ayo Pakai QRIS' atau 'Jom Pakai QRIS', Pekan QRIS Nasional 2022 dilaksanakan mulai dari tanggal 15 hingga 20 Agustus 2022, secara serentak di seluruh Indonesia.

"Untuk meningkatkan efektivitas, penyelenggaraan Pekan QRIS Nasional 2022 bersinergi dengan berbagai pihak, antara lain, pemerintah daerah, Penyedia Jasa Pembayaran (PJP), civitas akademika, Majelis Ulama Indonesia (MUI), Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI), pelaku pariwisata dan berbagai pihak lainnya. Rangkaiannya terdiri dari edukasi, onboarding merchant QRIS, showcase QRIS dan hiburan serta perlombaan, yang akan diselenggarakan pada tanggal 20 Agustus 2022 berlokasi di One Batam Mall," terang Musni Hardi.

Diketahui, acara utama pada kegiatan tersebut antara lain peluncuran pasar dan pusat perbelanjaan SIAP QRIS Kota Batam, yaitu di Pasar Mitra Raya 1, Pasar Puja Bahari, Pasar Penuin, dan One Batam Mall. Keempat kawasan tersebut diluncurkan sebagai SIAP QRIS seiring dengan telah banyaknya jumlah pedagang atau tenant yang mampu menerima pembayaran melalui kanal QRIS.

Disaat yang sama, BI juga memperkenalkan mata uang rupiah Tahun Emisi (TE) 2022.

Perwakilan Bank Indonesia pusat Adidoyo Prakoso mengatakan, pada peluncuran mata uang rupiah TE 2022, banyak mengalami perubahan dari tahun pengeluaran sebelumnya, mulai dari pecahan tertinggi Rp 100 ribu hingga pecahan Rp 1.000, mengalami perubahan yang signifikan, mulai dari ketajaman warna hingga ke ukuran dan berat serta pola pengamanan uang tersebut.

"Hasil dari masukan masyarakat dan stekholder terkait, terutama perubahan pada ukuran, ini diperuntukkan bagi saudara kita penyandang disabilitas (tuna netra), mereka lebih mudah mengidentifikasi. BI mereview dan mengevaluasi secara berkala, baik dari sisi desain, kualitas dan pengamanan," ujar Adidoyo Prakoso.

Adi menjelaskan, untuk penukaran mata uang rupiah yang baru itu fluktuatif, tergantung permintaan bank. Untuk perbankan, pada dasarnya tergantung permintaan Bank itu sendiri. Bank mengkalkulasi sesuai permintaan nasabahnya. Setiap hari Bank yang bersangkutan menarik uang ke BI sesuai kebutuhan.

"Secara umum permintaan mata uang baru dari Bank berkisar Rp 10 hingga Rp 20 miliar per hari. Permintaan mereka sesuai kebutuhan nasabah mereka," jelas Adidoyo Prakoso.

Editor: Gokli