Pembebasan PCR Bagi Wisman dan WNI di Singapura Segera Diusulkan
Oleh : Aldy Daeng
Jum\'at | 08-04-2022 | 12:20 WIB
A-BURALIMAR.jpg
Kepala Dinas Pariwisata Provinsi Kepri, Buralimar. (Foto: Aldy/BTD)

BATAMTODAY.COM, Batam - Kunjungan wisatawan mancanegara baik dari Singapura maupun dari Malaysia seakan masih terganjal beberapa hal, di antaranya kebijakan pemerintah yang mewajibkan pelaku perjalanan luar negeri (PPLN) yang berkunjung ke Batam-Kepri menunjukkan hasil negatif tes PCR dari negara asal.

Kepala Dinas Pariwisata Provinsi Kepri Buralimar mengatakan, terkait PCR bagi wisman dari Singapura dan WNI yang pulang dari Singapura menuju Provinsi Kepri, pemerintah akan melakukan koordinasi dengan Duta Besar (Dubes) kedua negara melalui kementerian ekonomi dan beberapa kementrian lainnya.

"Kita akan minta hal itu melalui duta besar, kementerian ekonomi setiap minggunya melakukan rapat terkait kunjungan wisman khususnya di Kepri, kita harapkan secepatnya bisa terealisasi, semua bebas PCR baik disana maupun setelah sampai ke Kepri," papar Buralimar, seusai acara buka bersama dengan pengurus GKI Bundasudi di Pesantren Attamadun Tanjung Riau Batam, Kamis (7/4/2022) malam.

Ia menjelaskan, beberpa aspirasi dari Pemprov Kepri yang telah disampaikan ke pemerintah pusat sudah disetujui, biarpun masih ada permintaan yang belum terealisasi, akan tetapi perkembangan kunjungan wisman ke Provinsi Kepri dari hari ke hari mengalami peningkatan.

"Kita juga sudah mendapatkan informasi dari wisman terkait mahalnya biaya PCR di Negara mereka, kemudian di Negara tujuan juga dikenakan lagi PCR, Alhamdulillah PCR saat ini sudah diganti dengan tes antigen, ini sudah ada peningkatan," jelasnya

Burhalimar menambahkan, usulan-usulan ke pemerintah pusat terus kita lakukan, untuk meningkatkan kunjungan wisman ke Provinsi Kepri, Batam khususnya, dengan harapan satu atau dua bulan ini tidak ada lagi tes PCR maupun antigen, baik itu dari Negara asal maupun setelah sampai di Kepri.

"Semoga dalam satu atau dua bulan ini, pemerintah kita dan beberapa Negara tetangga sudah menetapkan pandemi menjadi endemi, dengan begitu pariwisata kita bisa kembali normal," harapnya.

Salah seorang warga negara Singapura Mr. Lim mengatakan, sudah sangat merindukan untuk berkunjung ke Batam, akan tetapi persyaratan yang begitu ketat membuatnya menunda kunjungannya ke Batam, padahal saat sebelum pandemi melanda dia bisa berkunjung ke Batam dua hingga tiga kali dalam sebulan.

"Sekarang masih susahlah bang, harus tes ini dan itu, harus bayar lebih, padahal saya sudah rindu sekali sama Batam, rindu sama makanan dan orang Batam yang ramah, banyak hal berbeda saya dapat di Batam, di Singapura tak ada," ucap Mr. Lim dengan logat Melayu Singapura nya, melalui sambungan telepon.

Hal senada juga diungkapkan Ita, warga Negara Malaysia, yang juga selalu berkunjung ke Batam pada saat awal bulan, diapun sangat merindukan kunjungan tanpa banyak persyaratan seperti biasa, dan saat ini dia bersama keluarga masih menunggu aturan-aturan terbaru yang bisa melonggarkan prosedur kunjungan.

"Kalau ditanya rindu ya saya pasti rindu lah sama Batam, tidak hanya saya, keluarga saya yang biasa kesana juga sama, bahkan ada orang Indonesia yang sudah menetap disini juga sama rindunya mau pulang kampung, kalau sudah tak banyak syarat, pasti kami ke sana," kata ita melalu sambungan WhatsApp.

Editor: Dardani