Dimediasi Kadishub Kepri, Persoalan Lock Area Taksi Online di Batam Bakal Dirumuskan Kembali
Oleh : CR-8
Kamis | 18-11-2021 | 16:52 WIB
mediasi-ok.jpg
Kadishub Kepri, Junaidi bersama driver taksi online di Batam usai mediasi terkait lock area, Kamis (18/11/2021). (Foto: Aldy)

BATAMTODAY.COM, Batam - Driver Online Batam Bersatu (DOBB) sebelumnya ditulis SOBB, akhirnya duduk bersama dengan pihak aplikator (Grab, Gojek dan Maxim), Dishub Batam, Organda yang difasilitasi Kepala Dishub Kepri, Junaidi di La Kopi, Batam Center, Kamis (18/11/2021).

Mediasi yang berjalan lancar dan penuh kehangatan ini, membahas persoalan lock area. Di mana, driver Maxim belakangan ini bisa mengambil penumpang di lock area, seperti Mall, Pelabuhan, Bandara dan lainnya, dengan istilah Driver Berlisensi (taksi plat kuning yang bergabung dengan Maxim).

Nah, istilah Driver Berlisensi ini menjadi persolan baru di kalangan taksi online yang menggunakan aplikasi Gojek dan Grab. Sebeb, sebelumnya, mereka tidak bisa mengambil penumpang di lock area.

Ketua DOBB, Rudi menyampaikan, keluhannya terkait lock area. Sistem lock area ini dimulai dari aplikator Maxim (hanya driver berlisensi yang bisa beroprasi di kawasan tertentu), dia juga belum tau apakah aplikator lain seperti Grab dan Gojek sudah melakukan sistem lock area atau belum.

"Kami sangat keberatan dengan sistem lock area yang dilakukan aplikator (Maxim)," tegas Rudi.

Anggota lain dari taxi online juga menyampaikan masalah tarif. Di mana tarif online yang ada sekarang ini sudah tidak masuk dalam hitungan ekonomi, seperti yang diterapkan Maxim. Harga terendah yang ada itu Rp 8.000, ditambah lagi sekarang ini penggunaan bahan bakar minimal Pertalite, karna bahan bakar Premium sudah hampir tidak ada di Batam.

"Kami harap dalam forum ini juga disikapi masalah tarif, karna tarif online terlalu rendah, kami usulkan kepihak aplikator tarif itu minimal Rp 20.000, setelah dipotong persen," ujar.

Sementara Kadishub Batam, Salim menyampaikan, terkait lock area, akan disampaikan ke pihak aplikator bersama forum taxi online baik Maxim, Grab dan Gojek, untuk mempersempit lokasi lock area. Untuk rumusan radiusnya, nanti akan disepakati berapa meter yang dilakukan lock area.

"Namun untuk menghilangkan lock area itu sulit, karna kita juga harus memikirkan taxi konvensional, di mana mereka sudah lebih dulu ada di Batam khususnya di Pelabuhan, Mall dan Bandara," kata Salim.

Ketua Organda Kepri, Mulawarman menyampaikan, terkait biaya minimum yang dikeluhkan driver online, itu harus dibahas sesuai aturan transportasi yang berlaku di Kota batam, dan berharap dalam masa seperti ini, tetap menjaga Batam tetap kondusif untuk membangkitkan kembali pariwisata, jangan sampai ada lagi gesekan-gesekan antara taksi online dan taksi konvensional.

"Mari kita jaga kondusifitas daerah ini. Soal tarif, nanti kita bahas lagi dengan pihak aplikator," ujar dia.

Mengenai lock area ini, kata Qori, perwakilan Gojek, perlu dirumuskan kembali, agar tidak merugikan satu sama lain. "Misalnya, Gojek akan meluncurkan Gocar Instan, di mana tarifnya akan menyesuaikan dengan tarif taksi konvensional," kata dia.

Sementara Antor, perwakilan Grab mengatakan, lock area bukan pertama kali di Batam, bahkan di daerah lain juga seperti itu. "Sekarang ini dalam tahap negosiasi dengan pihak Mall yang ada di Batam untuk melepaskan lock area. Untuk Pelabuhan dan Bandara saat ini belum bisa dihapuskan lock area, di samping menjaga dan menghargai kearifan lokal, taksi konvensional itu sudah lebih dulu ada dibanding taksi online," ucap dia.

Perwakilan Maxim,Tito menyampaikan, akan merumuskan kembali sistem lock area. Dia juga meminta maaf secara terbuka kepada pengemudi online sebagai mitranya mengenai sistem lock area yang dibuat dari aplkasi Maxim.

"Intinya masalah lock area akan dirumuskan kembali, bagaimana rumusannya nanti akan disampaikan ke mitra kami," kata Tito.

Dari berbagai argumen dan usulan yang muncul dalam mediasi itu, Kadishub Kepri, Junaidi menyimpulkan, persoalan lock area akan dirumuskan kembali bersama Organda, aplikator, driver dan Dishub.

"Kita mencari solusi terbaik. Kita akan rumuskan bersama lock area itu," tutup Junaidi, sembari berterimakasih lantaran mediasi yang dia fasilitasi itu berjalan lancar dan penuh kekeluargaan.

Editor: Gokli