Cuaca Ekstrem, Harga Ikan Laut di Batam Membubung Tinggi
Oleh : Paskalis RH
Senin | 04-01-2021 | 14:53 WIB
A-PASAR-IKAN-BATAM_jpg2.jpg
Suasana di Pasar Simpang Plaza Batam, Senin (4/12/2020). (Foto: Paskalis RH)

BATAMTODAY.COM, Batam - Cuaca buruk yang melanda perairan Provinsi Kepri beberapa hari belakangan menyebabkan pasokan ikan dari nelayan langka. Akibatnya, harga ikan laut di sejumlah pasar tradisional di Kota Batam pun melonjak naik.

"Kenaikan harga ikan sudah terjadi sejak beberapa waktu belakangan. Hal ini akibat hujan dan gelombang tinggi yang melanda wilayah Kepri akhir-akhit ini," kata Slamet, seorang pedagang ikan laut di Pasar SP Plaza, Sagulung, Kota Batam, Senin (4/1/2021) siang.

Slamet menyebutkan, rata-rata kenaikan harga ikan mencapai Rp 5 ribu hingga Rp 10 ribu perkilogramnya. Seperti, ikan kakap, kembung, tongkol dan lainnya.

"Untuk ikan kakap putih yang semula Rp 45 ribu perkilogram, kini menjadi Rp 60 ribu perkilogramnya. Begitu juga dengan harga ikan Kembung yang semula Rp 25 ribu perkilogram kini menjadi Rp 35 ribu perkilogram," ujarnya.

Masih kata Slamet, kenaikan harga yang paling mencolok terjadi pada Udang yang sebelumnya seharga Rp 40 ribu perkilogram menjadi Rp 50 perkilogram. "Kenaikan harga ini terjadi akibat nelayan banyak yang tidak melaut akibat cuaca buruk,'' tuturnya.

Menurutnya, kenaikan harga ikan ini disebabkan dari stok pelelangan atau para nelayan yang menurun. "Stok nya semakin menurun, pembeli banyak yang nyari. Untuk ikan laut bahkan malah kosong, karena banyak nelayan yang tidak berani melaut di cuaca seperti ini," imbuhnya.

Meski begitu, dari segala jenis ikan yang dijualnya, ikan Tongkol putih paling banyak diburu pembeli. Walaupun, ada juga yang mengeluhkan ketersediaan ikan dengan harga yang cukup tinggi.

Sementara itu, untuk harga jenis ikan air tawar yang masih stabil, seperti ikan Mujair Rp 35 ribu perkilogram, ikan Nila Rp 65 ribu perkilogram dan ikan Bawal Rp 40 ribu per kg.

"Saat ini ikan laut yang paling banyak dicari. Walaupun banyak yang mengeluh karena harga tinggi, tapi namanya juga kebutuhan, mau nggak mau di beli juga," pungkasnya.

Editor: Dardani