Disbudpar Batam Budidaya Tanaman Tradisional di Halaman Gedung LAM
Oleh : Irwan Hirzal
Sabtu | 11-07-2020 | 17:04 WIB
tanam-menanam.jpg
Kadisbudpar Kota Batam, Ardiwinata bersama jajarannya saat membudidayakan tanaman tradisional di halaman Gedung LAM/Kantor Disbudpar. (Ist)

BATAMTODAY.COM, Batam - Seluruh pegawai Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kota Batam membudidayakan tanaman tradisional di lahan lingkungan kantornya.

Kegiatan ini atas inisiasi Kepala Disbudpar Kota Batam, Ardiwinata untuk memanfaatkan lahan di sekitar kantor, Gedung Lembaga Adat Melayu (LAM), Batam Centre.

Ardi mengatakan, seluruh pegawai membawa bermacam-macam tanaman yang bermanfaat, seperti pandan wangi, jeruk, sirih, kenanga, bibit daun kari, daun semangkok, bunga melati, jambu, bunga raya, terong pipit, kunyit, jahe, kencur, lidah buaya, lengkuas, ubi dan kelapa gading. Hal ini dalam rangka implimentasi Pokok Pikiran Kebudayaan Daerah (PPKD) yang telah disusun khususnya pengetahuan tradisional berupa makanan minuman lokal dan methoda penyehatan dan ramuan. Juga sejalan dengan Perda Kota Batam nomor 1 tahun 2018 tentang Pemajuan Kebudayaan Melayu.

"Semuanya ditanam di lahan yang masih kosong di sekitar kantor," katanya, Jumat (10/7/2020).

Menurut Ardi, selain memperindah halaman, kegiatan ini juga sekaligus untuk mengajak pegawai berolahraga dan berjemur karena kegiatan dilakukan di pagi hari.

Ardi berharap tanaman ini tumbuh sehingga lingkungan Disbudpar makin hijau dan terlihat asri. "Semoga tanaman ini tumbuh sehingga manfaatnya bisa dirasakan seluruh pegawai dan lingkungan makin hijau dan asri," ujarnya.

Selain memperindah halaman, di hari yang sama, ruang dalam Kantor Disbudpar tepatnya di ruang yang biasanya diperuntukkan untuk ruang tunggu tamu, kini dindingnya dihias dengan kain-kain berwarnakan khas Melayu, yakni warna Merah, Kuning dan Hijau. Kemudian diletakkan pembidang atau peralatan untuk membuat tudung manto serta pajangan alat musik.

Tujuannya selain untuk mempercantik ruangan dan menambah pengetahuan tentang budaya Melayu, tempat ini juga sebagai workshop mini bidang kebudayaan. Seperti terlihat saat ini salah seorang pegawai dari Bidang Kebudayaan membuat kain tudung manto lengkap dengan peralatannya di ruangan ini.

"Tudung Manto merupakan kain penutup kepala khas Melayu. Tamu bisa melihat dan belajar langsung cara membuat tudung manto," jelas Ardi.

Masih kata Ardi, nantinya lokasi yang dihias ini bisa juga jadi spot foto yang menarik bagi pegawai dan tamu yang datang. "Semoga kegiatan positif ini terus berlanjut," pungkasnya.

Editor: Gokli