Stop Penyebaran Covid-19 di Kepri, Lakukan Rapid Tes Tiap Rumah
Oleh : Irwan Hirzal
Jum\'at | 19-06-2020 | 08:04 WIB
wirya-silalahi2111.jpg
Anggota DPRD Provinsi Kepri, Wirya Putra Sar Silalahi. (Foto: Ist)

BATAMTODAY.COM, Batam - Angka penyebaran Covid-19 di Batam dan wilayah lain di Provinsi Kepri masih terus bertambah. Meski di waktu yang sama, jumlah pasien yang dinyatakan sembuh juga bertambah.

Namun angka pasien baru di Kota Batam setiap hari masih memprihatinkan. Kondisi ini harus distop dengan langkah kongkrit yang komprehensif. Apalagi, di Batam sudah diberlakukan new normal.

Demikian ungkap anggota DPRD Provinsi Kepri dari Partai Nasdem, Wirya Putra Sar Silalahi, kepada BATAMTODAY.COM, Jum'at (19/6/2020).

"Di Kepri dan khususnya Batam, new normal sudah berlangsung lama, industri jalan terus. Di kawasan industri rata-rata para karyawan tetap bekerja," ujar Wirya.

BACA: Melawan Covid 19, Pemprov Kepri Seharusnya Alokasikan Rp 195 Miliar

Kondisi ini, lanjutnya, cukup baik. Karena mayoritas industri yang tetap operasional sudah menerapkan protokol kesehatan. Yaitu, karyawan memakai masker, menjaga jarak, menyediakan tempat cuci tangan dan sebelum masuk perusahaan para karyawan dicek suhu tubuh.

"Padahal, di Jakarta new normal itu baru diterapkan 2-3 hari lalu, tapi Batam sudah jauh lebih dahulu menerapkan, bahkan sejak beberapa bulan lalu," tegas Wirya.

Sayangnya, tegas anggota DPRD Provinsi Kepri itu lagi, meskipun pemerintah Kota Batam sudah menerapkan praktik new normal, tapi angka warga yang diuji dengan menggunakan rapid test masih belum significan alias sedikit sekali.

"Sebaiknya, Pemko Batam melakukan rapid test satu orang mewakili satu rumah. Jika hasilnya reaktif, maka diduga kuat satu keluarga itu berpotensi terpapar Covid-19," jelas Wirya.

Tujuan metode pengetesan tersebut adalah untuk memastikan bahwa orang yang bekerja maupun yang berkeliaran di luar adalah mereka yang negatif Covid-19. Sedangkan mereka yang positif, dirawat di rumah sakit rujukan, sedangkan yang OTG (Orang Tanpa Gejala) diisolasi di rumah mereka masing-masing dengan pengawasan ketat.

Menyinggung soal biaya rapid test secara masif di Kota Batam itu, Wirya menungkapkan, tidak mahal. Apalagi, kalau dilakukan terprogram dan disubsidi oleh pemerintah. Bisa jadi, biaya rapid test tersebut dapat ditekan hanya Rp 200.000 tes.

Untuk itu, Wirya berharap Gubernur Kepri dapat melakukan tes masif itu. Supaya industri di Kepri cepat bergerak lagi dan ekonomi masyarakat normal kembali.

"Biayanya jauh lebih murah dari satu paket sembako. Barangkali kalau ini diterapkan, bulan ke enam nanti tidak perlu lagi ada program pembagian sembako, karena semua sudah bekerja normal. Dananya dapat digunakan untuk biaya rapid tes," tutup Wirya Putra Sar Silalahi.

Editor: Dardani