RSUD Embung Fatimah Berhasil Operasi Rahim Pasien Luto Obstruksi
Oleh : Irwan Hirzal
Kamis | 05-03-2020 | 09:28 WIB
pasien-operasi1.jpg
Tim dokter memeriksa pasien yang telah melakukan operasi janin di RSUD Embung Fatimah. (Foto: Ist)

BATAMTODAY.COM, Batam - Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Embung Fatimah, Batuaji berhasil mengambil tindakan medik operasi dalam rahim untuk menyelamatkan janin bayi dalam kandungan.

Penyakit tersebut dinamakan Lower Urinary Tract Obstruction (LUTO) Obstruksi atau halangan pada saluran kemih di dalam rahim. Adapun resiko nantinya jika janin selamat, karena adanya intervensi pada rahim, maka rahim akan kontraksi kalau hal itu terjadi bayi akan lahir itulah hal yang ditakutkan karena adanya manipulasi pada rahim.

"Sebab rahim jika dielus saja akan timbul kontraksi apalagi kita manipulasi. Tetapi tetap timbulnya kontraksi itu sekitar 3 sampai 5 persen dan itulah harus dijelaskan ke pasien," ujar ketua tim operasi, dr Yuarman SpOG KFM.

Atas persetujuan keluarga pasien Tindakan operasi bedah ini dilaksanakan pada Selasa (3/3/2020) dan hanya memakan waktu 30 menit.

Ada empat tenaga medis ahli yang menangani kasus ini, Dr Gunawan Budi SpOG K, Dr Yuli Sitorus SpOG , dan Dr Fery Hamdani SpAn, dan ketua tim Dr Yanuarman SpOG KFM sebagai ketua tim bedah.

"Awal mula kasus ini pasien yaitu pada usia kehamilan 14 menuju 15 minggu air ketuban mendadak hilang tanpa keluarnya air (pecah ketuban dini). Dan pada saat hilang pasien tidak mengeluh sakit perut atau tidak mengeluarkan aiar ketuban dari kemaluan pasien," ujar Yanuarman pada Rabu (4/3/2020) kemarin.

Dengan keganjilan tersebut, tindakan awal yang dilakukan melakukan USG dan terdapat benjolan besar di perut janin, pada awalnya menduga ini merupakan kista pada janin. Tapi selanjutnya diobservasi biasanya kantung kemih yang terisi penuh, dan tak bisa mengeluarkan air kemihnya sehingga menumpuk sementara air ketuban berasal dari air kemih janinnya.

"Jadi air kemihnya tak ada keluar ke ketubannya maka otomatis akan kosong. Sementara kalau janinnya tidak bisa buang air kecil akan membahayakan janin dan akan mengakibatkan rusak ginjal dan darah keseluruh tubuh, kemudian biasanya bayi atau janin akan berakhir meninggal dunia," terangnya.

Ia menjelaskan, selama ini pasien merasa takut ada kelainan tersebut, sehingga memilih dibiarkan saja kondisi janin dengan air ketuban tidak, karena pasien sudah mengalami keguguran sebanyak 2 kali dan menghadapkan kelahiran buah hati.

"Operasi rahim secara medik dinamakan Fetal Terapi atau Surgery merupakan terapi bedah untuk memperbaiki kelainan bawaan pada janin sebelum dilahirkan. Selama ini diobati setelah janin lahir," katanya.

Hari ini kondisi pasien membaik, dan pasien tidak mengalami kontraksi dan pendarahan. Saat ini pasien sudah merasakan gerakan janin yang lincah. Yang tadinya hanya satu sisi saja karena janin tidak bisa bergerak sama sekali sekarang adanya air ketuban didalam cairan rahimnya janin pasien merasak bergerak kajian.

"Nantinya akan terus di evaluasi tiap tiga hari sekali," jelasnya.

Editor: Yudha