Wali Kota dan Wawako Batam Tak Nongol, Ratusan Pedagang Ditemui Ketua DPRD
Oleh : Putra Gema Pamungkas
Kamis | 07-11-2019 | 14:04 WIB
pedagang-demo.jpg
Para pedagang ditemui Ketua DPRD Batam, Nuryanto. (Putra)

BATAMTODAY.COM, Batam - Ratusan massa eks pedagang Pasar Induk Jodoh tidak berhasil menemui Wali Kota ataupun Wakil Wali Kota Batam. Karena keduanya tidak nongol.

Di dalam kantor Pemko Batam, mereka hanya ditemui Asisten 1 bidang Pemerintahan, Yusfa Hendri, serta Ketua DPRD Kota Batam, Nuryanto.

Pada kesempatan itu, pengunjuk rasa berdialog dengan Nuryanto di depan kantor Walikota Batam. Namun setelah beberapa waktu melakukan dialog, belum juga menemui titik terang.

Para pedagang menuntut agar mereka kembali dapat berjualan lagi, selanjutnya Nuryanto mengajak masa ke kantor DPRD Batam untuk berdialog lagi. Dialog tersebut tanpa diwakili pihak Pemerintah Kota Batam.

Masing-masing pedagang diberi kesempatan untuk menyampaikan keluh kesah. Ada seorang yang menyebutkan penggusuran ini tidak disertai surat peringatan, kemudian ada juga pedagang yang lain mendukung revitalisasi pasar tapi harus ada upaya pemerintah.

Menanggapi hal tersebut, Nuryanto mengatakan pihak pemerintah harus memperhatikan nasib para pedagang agar dapat kembali berjualan.

"Setelah digusur pemerintah harus memikirkan solusi selanjutnya," kata Nuryanto, Kamis (7/11/2019).

Dirinya juga menilai pemerintah harus mempersiapkan tempat sementara bagi para pedagang dan kios seharusnya diberikan secara gratis serta tidak ada pungutan.

"Apalagi sekarang pak Walikota sudah ex-officio kepala BP Batam, jadi lebih gampang dan mudah," ujarnya.

Untuk itu, Nuryanto berjanji akan ada pertemuan selanjutnya untuk mencarikan solusi bagi para pedagang dengan menghadirkan pihak dari Pemko Batam, BP Batam dan perwakilan pedagang.

"Mudah-mudahan pak wali besok bisa hadir," lanjutnya.

Mendengar pernyataan tersebut, ratusan pedagang ini menolak rencana pertemuan tersebut dan meminta agar pemerintah memberikan solusi untuk pedagang agar cepat dapat berjualan kembali.

"Biarlah bapak-bapak rapat, tapi kami mau berdagang, kalau tidak dijual, nanti barang-barang busuk," teriak salah seorang pedagang.

Pihaknya juga mengancam bahwa apabila tidak ada tindak lanjut, pihaknya maka akan membuka pagar pembatas penggusuran secara paksa.

Editor: Chandra