Belum Mampu Dongkrak PAD Batam

DPRD Batam Nilai Gelper Perlu Dibuatkan Aturan Baku dan Lokasi Khusus
Oleh : Nando Sirait
Selasa | 05-11-2019 | 16:40 WIB
gelper-aturan.jpg
Anggota DPRD Batam, Udin P Sihaloho. (Foto: Nando Sirait)

BATAMTODAY.COM, Batam - Gelanggang Permainan Elektronik (Gelper), hingga saat ini belum memberikan dampak positif kepada masyarakat, juga tehadap pendapatan asli daerah (PAD) Kota Batam.

Anggota Komisi II DPRD Kota Batam, Udin P Sihaloho mengungkapkan, hal ini dikarenakan beberapa faktor termasuk kendala perizinan, yang masih abu-abu terhadap para pengusaha Gelper tersebut. Bahkan, PAD dari sektor hiburan ini dianggap masih belum dapat memberikan hasil yang maksimal.

"Pemasukkan untuk PAD dari sektor hiburan ini masih di bawah standart, walaupun kita tahu Gelper sudah ada sejak lama di Batam," ujarnya, saat ditemui di Kantor DPRD Batam, Selasa (05/11/2019).

Walau begitu, dalam kesempatan tersebut, Udin juga menyampaikan mengenai keberadaan Gelper yang selalu dikategorikan sebagai lokasi permainan anak. Hal ini menurutnya tidak sesuai dengan realisasi di lapangan, di mana area Gelper kerap dipenuhi dengan orang dewasa, baik masyarakat lokal maupun wisatawan dari Malaysia dan Singapura.

"Ini juga membuat bigung sebenarnya, izin yang keluar adalah area permainan anak. Tetapi apakah benar seperti itu realisasi di lapangan? Untuk itu sebenarnya ini diperlukan perhatian dari Pemko Batam, agar hal ini juga dapat membawa dampak positif ke Batam," lanjutnya.

Udin mengaku, keberadaan Gelper di Kota Batam, sebenarnya dapat membawa dampak positif apabila benar-benar dikelola dengan baik. Namun saat ini, pengusaha Gelper terlihat seperti sembunyi-sembunyi dalam membuka usahanya tersebut.

Dengan adanya aturan baku yang mengatur jenis, waktu buka tutup lokasi Gelper, serta adanya lokasi khusus yang diberdayakan sebagai lokasinya. Maka hal ini dapat menjadi jawaban bagi sektor hiburan serta menjadi daya tarik bagi wisatawan mancanegara.

Udin bahkan mengusulkan agar dalam aturan baku tersebut diatur sedemikian rupa, sehingga tidak sembarangan orang dapat datang ke lokasi Gelper. "Bayangkan saja, wisman Malaysia dan Singapura apabila berkunjung ke Batam cukup bawa 1.000 dollar saja maka sudah bisa sangat mewah di sini. Mata uang mereka masih tangguh untuk di Indonesia, oleh karena itu ada baiknya apabila di lokalisir dan diatur sehingga tidak sembarang orang bisa masuk," jelasnya.

Udin melanjutkan, selain daya tarik wisata alam. Batam masih memiliki potensi untuk wisata malam serta hiburan, bagi para wisman dari Singapura dan Malaysia.

Namun kenyataannya, saat ini hal itu kerap menjadi momok menakutkan bagi para wisman yang sedang menghabiskan waktu di lokasi tersebut. "Saya sedari awal setuju dibuka asal dilokalisir, maka hal ini dapat membawa dampak positif kepada PAD. Sekarang yang terjadi mau main tetapi ditakuti, dan Gelper sekarang sistemnya buka tutup karena izin yang abu-abu. Belum ada kepastian," tegasnya.

Udin menegaskan, apabila dikelola dengan baik dan mencontoh dua negara tetangga yang memiliki lokasi untuk gelanggang serupa. Hal ini tentunya membuat para wisman betah dalam menghabiskan uangnya di Kota Batam.

"Dengan yang terjadi saat ini, kita gak dapat apa-apa. Bahkan sekarang arena Gelper sudah banyak ditemukan di kawasan perkampungan dan tidak memiliki izin resmi. Dari yang tadinya dibentuk guna menyasar wisman, sekarang malah menyasar masyarakat ekonomi ke bawah karena aturan abu-abu ini," tutupnya.

Editor: Gokli