Banyak Satwa Mati Terpanggang Akibat Karhutla
Oleh : Putra Gema Pamungkas
Sabtu | 21-09-2019 | 16:52 WIB
ular-mati-terpanggang1.jpg
Seekor ulang mati terpanggang kebakaran di hutan lindung Duriangkang. (Foto: Putra)

BATAMTODAY.COM, Batam - Kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di Kepulauan Riau mengakibatkan banyak satwa yang mati terbakar. Petugas menemukan banyak bangkai hewan saat memadamkan kebakaran.

Karhutla, tidak hanya menjadi bencana bagi manusia, tetapi juga satwa liar yang selama ini menghuni lahan telantar dan hutan. Selama pemadaman kebakaran, banyak bangkai hewan yang ditemukan di antaranya adalah ular.

Seperti halnya karhutla di hutan lindung Duriangkan, Kota Batam, Sabtu (21/9/2019) siang ini. Satgas Karhutla Polda Kepri kembali mendapati beberapa ular hangus terpanggang.

"Ular paling banyak mati lantaran gerakan satwa ini kan cukup lambat dibanding binatang lainnya sehingga tidak sempat menyelamatkan diri dari kepungan api," kata salah seorang Satgas Karhutla Polda Kepri.

Melihat hal tersebut, petugas mengumpulkan bangkai-bangkai hewan yang ditemukan di lokasi kebakaran hutan lindung dan akan dikuburkan di lokasi berbeda.

Kebakaran lahan memang turut berdampak terhadap satwa liar. Habitat satwa menjadi rusak sehingga banyak yang menyelamatkan diri dari kebakaran hutan untuk mencari tempat aman hingga ke pemukiman warga. Pemukiman dinilai aman dari kebakaran hutan dan masih tersedia tumbuhan yang bisa menjadi makanan mereka.

Bukan hanya di Kepri, hal serupa juga terjadi di beberapa lokasi yang terdampak karhutla. Salah satu contohnya seperti yang terjadi di Kalimantan.

Publik dihebohkan dengan penampakan ular piton raksasa penghuni hutan Kalimantan yang hangus terbakar. Dalam foto yang diunggah akun Facebook Johan Michael Median Pasha, suku Dayak pedalaman hutan Kalimantan menyebutnya Tangkalaluk atau Pyhton Raja Ular Rimba Hutan Belantara Kalimantan.

Selain ular, Karhutla ini juga berdampak kepada Orangutan, sebanyak 37 orangutan muda (bayi hingga anak-anak) direhab oleh Pusat Rehabilitasi Orangutan Nyaru Menteng, Kalimantan Tengah karena terjangkit penyakit infeksi saluran pernafasan akibat karhutla.

Editor: Yudha