DPC Pelra Keluhkan Belum Adanya Perbaikan Dermaga Selatan Pelabuhan Batuampar
Oleh : Nando Sirait
Rabu | 17-07-2019 | 16:04 WIB
ylias-pel.jpg
Ketua DPC Pelra Batam, Ilyas Bone. (Foto: Nando Sirait)

BATAMTODAY.COM, Batam - Ketua DPC Pelayaran Rakyat (Pelra) Batam, Ilyas Bone menyebutkan amblasnya Dermaga Selatan di Pelabuhan Bongkar Muat, Batuampar menjadi salah satu potensi terjadinya kelangkaan dan tingginya harga bahan pokok di pasaran.

Belum adanya perbaikan yang dilakukan oleh pihak Badan Pengusahaan (BP) Batam hingga saat ini, disebutnya menjadi salah satu faktor penghambat distribusi bahan pangan ke pasaran.

Ilyas menyebutkan, sebelum amblas pelabuhan tersebut digunakan sebagai lokasi bongkar muat bagi kapal pengangkut bahan pangan seperti beras dan sayur mayur. Di mana dalam seminggu, 4-5 kapal pengangkut bahan pangan biasanya melakukan aktivitas di pelabuhan tersebut.

"Dermaga yang amblas kemarin memang diperuntukan untuk bongkar muat kapal kayu pengangkut bahan pangan, seminggu bisa 4-5 kapal. Dalam satu kali sandar, satu kapal biasanya membawa hampir 200 ton mulai dari berbagai macam sayur mayur, dan juga beras," paparnya, Rabu (17/07/2019).

Ilyas bahkan mewajari bahwa saat ini, beberapa harga bahan pokok seperti cabai merah mengalami kenaikan harga yang signifikan. Selain masalah tersebut, dia juga mengeluhkan sikap dari BP Batam mengenai penunjukan Pelabuhan Bintang 99 Persada, Batuampar.

Berbeda dengan Dermaga Selatan Pelabuhan Batuampar, Ilyas menjelaskan, saat ini distributor juga wajib mengeluarkan dana lebih saat aktivitas bongkar muat di Dermaga Bintang 99 Persada. Mulai dari biaya sandar kapal yang harganya dua kali lipat dari harga yang ditawarkan oleh pemerintah, hal ini sendiri belum ditambah dengan upah pekerja yang melakukan bongkar muat, serta biaya distribusi dari pelabuhan ke pasar.

"Sekarang kami untuk aktivitas bongkar muat sendiri, dipindahkan ke Pelabuhan Bintang 99 Persada. Hal ini juga memberatkan para distributor karena itu pelabuhan dikelola oleh swasta, dengan harga yang sudah tidak kompetitif. Makanya sekarang harga di pasaran ikutan naik, bisa sampai 15-20 persen dari harga normal," lanjutnya.

Untuk itu, dia mendesak agar Pemko dan BP Batam dapat segera bersinergi dalam membantu persoalan distribusi bahan pangan yang mayoritas berasal dari luar Kota Batam.
Menurutnya hal ini dapat diwujudkan, dengan membuat satu pelabuhan khusus yang mendapat insentif mulai dari biaya labuh tambat, serta insentif untuk upah pekerja.

Editor: Gokli