Waduk Sei Harapan Mulai Mengering, Batam Krisis Air Bersih
Oleh : Redaksi
Jum\'at | 10-05-2019 | 10:28 WIB
202020202020202002020_waduk_02.jpg
Kondisi waduk Sei Harapan yang mulai mengering. (Istimewa/ATB)

BATAMTODAY.COM, Batam - PT Adhya Tirta Batam (ATB) memiliki tantangan besar dalam menyediakan air baku untuk masyarakat, mengingat ketersediaan air baku di Pulau Batam tergantung dari curah hujan yang ditampung dalam 5 waduk yaitu Waduk Duriangkang, Waduk Muka Kuning, Waduk Nongsa, Waduk Sei Ladi dan Waduk Sei Harapan.

Penambahan ketersediaan air baku mutlak dilakukan agar Batam bisa terus eksis sebagai daerah tujuan investasi di masa depan. ATB telah menjadi operator yang handal dalam melayani kebutuhan air bersih Kota Batam dengan cakupan pelayanan 99,6% dan tingkat kebocoran hanya 16%. Tingkat kebocoran ATB adalah yang terendah di Indonesia. Ini juga salah satu kerja keras ATB dalam mempertahankan ketersediaan air baku.

ATB menyampaikan melalui rilisnya, jika tidak ada upaya revitalisasi waduk, air baku di Batam diperkirakan hanya akan bertahan hingga tahun 2020. Bahkan saat ini Waduk Sei Harapan yang menyuplai wilayah Sei Harapan, Tanjung Riau, Tanjung Pinggir, Patam Lestari, Tiban, Sekupang dan sekitarnya dalam kondisi kritis sehingga pelanggan area tersebut terpaksa mengalami penggiliran air bersih sejak 20 April 2019.

Kondisi waduk lainnya juga mulai memprihatinkan. Faktor cuaca panas, intensitas curah hujan yang masih rendah, pola konsumsi air masyarakat serta perkembangan pertumbuhan penduduk menjadikan ketersediaan air baku semakin terbatas. Belum lagi ditambah kerusakan lingkungan daerah tangkapan air sekitar waduk yang semakin memprihatinkan. Waduk Muka Kuning misalnya, beberapa titik tangkapan air rusak akibat kebakaran hutan dan aktivitas manusia yang tidak bertanggung jawab di sekitar waduk.

Akibatnya suplai air ke beberapa kawasan seperti Tanjung Uncang, Marina, Sagulung sekitarnya tidak bisa maksimal. Ini menggambarkan bahwa krisis air masih mengintai Batam sehingga dibutuhkan sinergitas semua pihak dalam mengatasinya. Melakukan tindakan nyata dan mencari solusi jauh lebih baik daripada saling menyalahkan.

ATB secara konsisten melakukan inovasi teknologi dalam pengolahan dan pendistribusian air bersih kepada pelanggan. Kehandalan suplai menjadi target utama yang ditangani ATB secara profesional. Semua itu tentu saja juga sangat bergantung pada ketersediaan air baku dan pola pemakaian air bersih pelanggan.

Pemerintah dalam hal ini BP Batam sebagai pemilik aset, harus segera melakukan revitalisasi Waduk Sei Harapan dan mengoperasikan Waduk Tembesi untuk mengatasi persoalan air bersih yang sedang dihadapi Batam. Tindakan tegas dari pemerintah juga diperlukan dalam pengawasan aktivitas di sekitar waduk yang dapat merusak kelestarian lingkungan dan daerah tangkapan air.

Apabila ditemukan kebocoran pada jalur pipa distribusi ATB, dapat langsung menghubungi Call Center ATB 0778-467111 atau Fanpages Facebook ATB Batam agar kebocoran bisa segera diatasi dan tidak banyak air yang terbuang. Masyarakat dihimbau untuk bertoleransi dalam penggunaan air bersih. Tampung dan gunakan air seperlunya agar ketahanan air baku dapat terjaga. Hemat air merupakan langkah paling nyata dan mudah kita lakukan agar generasi berikutnya dapat menikmati haknya akan air.

Editor: Chandra