Record Store Day Chapter Batam

Membakar Batas Lokalitas serta Propaganda Lewat Aksi dan Kreasi
Oleh : Hendra
Senin | 29-04-2019 | 08:40 WIB
rian-pelor.jpg
Rian Pelor (Auman, Detention, Rimauman Music) penggiat musik asal Palembang, Sumsel saat membuka diskusi di Record Store Day 2019 Chapter Batam. (Foto: Hendra)

BATAMTODAY.COM, Batam - Record Store Day (RSD) Chapter Batam telah selesai diadakan beberapa waktu yang lalu. Parade rilisan fisik yang diadakan serentak di seluruh dunia pada 24 April ini cukup menarik untuk terus diikuti.

Fadly Tarigan, salah seorang panitia penyelenggara, mengatakan, RSD ini tidak hanya sekadar transaksi jual beli rilisan fisik musik, seperti kaset tape, CD, piringan hitam atau vinyl semata. Namun juga ada nilai edukasi bagi para penggiat musik di dalamnya.

Untuk RSD 2019 di Batam sendiri, pihak penyelenggara juga mengadakan sesi diskusi dengan tema 'Produksi Musik dan Distribusi Rilisan Fisik' yang mana menghadirkan dua orang narasumber cukup menarik. Rian Pelor (Rimauman Music Palembang) dan Iman Sastrosatomo (Ex Direktur Aquarius Musikindo, Managing Director Warner Music, dan Direktur MD Musik Indonesia).

Secara keseluruhan, Rian Pelor sosok yang telah malang-melintang dalam skena musik indie bersama band (Auman) dan Detention cukup atraktif mengambil panggung, membuka diskusi dengan sub-tema 'Membakar Batas Lokalitas, dan Propaganda Lewat Aksi dan Kreasi'.

Bersama Iman, di hadapan para audiens yang hadir, dia paparkan secara ringkas kiat dan trik dalam memproduksi musik serta mendistribusikan rilisan fisiknya. "Jadi kita kembalikan lagi kepada diri masing-masing, mau main band sekadar gaya-gayaan, atau juga ingin hidup dalam berkesenian," ujarnya, sembari melemparkan narasi interograsi di hadapan audiens.

Rian Pelor mengatakan, jangan menjadikan diri kerdil hanya karena berasal dari daerah yang notabenenya tidak memiliki iklim musik yang medukung seperti Jakarta dan Bandung. "Ah men, this is just not about rock n roll. Come on, kita dari daerah bisa kok berkembang, caranya? Bakar semua batas lokalitas yang mengerdilkan diri kalian," tegasnya.

Apa yang dikatakan Pelor bukan sekadar motivasi basi, kenyataan dewasa ini mulai banyak band-band daerah yang mulai mengabil mata dan telinga warga ibukota. Di antaranya adalah dua band yang didirikannya, Detention yang pernah didekati oleh Lawless Records Jakarta, serta ((Auman)) yang pernah masuk dalam daftar 10 Album Terbaik versi Majalah Tempo edisi 4245/6-12 Januari 2014.

Tak hanya Auman, unit folk Semak Belukar asal Palembang juga masuk dalam edisi album terbaik tersebut. Bahkan dari Medan, Sumatera Utara, sosok bernama Benji juga telah mulai membuktikanya bersama unit psychedelic bernama Hello Benji and the Cobra.

"Seharusnya kalian mulai berbenah. Kita dari daerah tidak memiliki beban tinggi seperti dari ibukota, meski begitu, berkreasi seoptimal mungkin itu layak dilakukan," pungkasnya.

Secara keseluruhan, RSD Chapter Batam tahun ini cukup sangat menarik. Melalui diskusi tersebut, semoga saja para penggiat musik di kota industri yang kabarnya hendak beralih fungsi menjadi kota wisata ini mulai menemukan titik balik, dalam membakar batas lokalitas ke daerahan mereka.

Editor: Gokli