Dukung Prabowo, Gatot Nurmantyo Sebut TNI Dikecilkan dan Orang Terbaik Disingkirkan
Oleh : a
Sabtu | 13-04-2019 | 08:17 WIB
gatot-nurmantyo-dukung-prabowo.jpg
Jenderal (Purn) Gatot Nurmantyo saat menghadiri pidato kenegaraan Capres Prabowo Subianto di Surabaya. (Foto: Ist)

BATAMTODAY.COM, Surabaya - Mantan Panglima TNI Gatot Nurmantyo akhirnya memdukung Capres 02 Prabowo Sandi. Dukungan Gatot pada Prabowo Sandi ditandai dengan kehadirannya di acara pidato kebangsaan calon presiden nomor urut 02 Prabowo Subianto di Dyandra Convention Hall, Surabaya, Jawa Timur, Jumat (12/4/2019).

Mengawali pidatonya, Gatot mengungkapkan alasan kenapa dirinya hadir dalam acara tersebut. Ia mengatakan, Prabowo meminta dirinya hadir melalui telepon untuk berbicara terkait beberapa permasalahan yang tengah dihadapi bangsa ini.

"Saya datang ke sini tidak ada lain karena Merah Putih, negara dan bangsa memanggil, untuk negara dan rakyat Indonesia, atas telepon dari beliau, Pak Prabowo, meminta saya hadir untuk bicara masalah kebangsaan di sini," ujar Gatot Nurmantyo.

Gatot Nurmantyo menilai bahwa anggaran TNI saat ini berada dalam situasi yang kritis. Ia mengatakan anggaran sekitar Rp 6 triliun mengecilkan institusi TNI. "Saat ini yang kritis adalah mulai dari segi anggaran," ujar Gatot.

"Saya tidak menyalahkan siapapun juga, tapi sekarang ini saya perlu informasikan karena saya mantan panglima TNI, semuanya benar-benar saja tapi ini dari segi anggaran mengecilkan Tentara nasional indonesia," ucapnya.

Akibatnya, lanjut Gatot, anggaran yang diterima tiga matra TNI, yakni Angkatan Darat (AD), Angkatan Laut (AL) dan Angkatan Udara (AU) hanya sekitar Rp 1 triliun.

Sementara, Markas Besar (Mabes) TNI, hanya menerima sekitar Rp 900 miliar. Di sisi lain, jumlah personel TNI mencapai 455 ribu orang dan memiliki ribuan alat utama sistem persenjataan (alutsista).

Lantas ia membandingkan dengan anggaran untuk institusi dengan jumlah personel dan persenjataan di bawah TNI. Gatot juga membandingkan anggaran yang diterima Kepolisian Republik Indonesia (Polri) sebesar 17 triliun.

"Tetapi ada institusi yang tidak punya pesawat tempur, senjatanya pendek dan jumlah personelnya tidak sampai 3 ribu tapi anggarannya Rp 4 triliun dan Kepolisian Republik Indonesia Rp 17 triliun," kata Gatot.

Selain persoalan anggaran, Gatot juga menyinggung mengenai masalah pengisian jabatan. Ia mengatakan, sejak tak lagi menjabat sebagai Panglima TNI, banyak perwira tinggi yang dicopot dari jabatannya. Capres Prabowo Subianto bersama tokoh-tokoh pengusungnya di acara rapat akbar di Surabaya, Jumat (12/4/2019)

Gatot mencontohkan pencopotan Mayjen TNI Ilyas Alamsyah Harahap dari jabatan Kepala Badan Intelijen Strategis TNI (Kabais). Padahal, ia menganggap Mayjen Ilyas memiliki peran penting dalam menumpas kelompok teroris Santoso di Poso, Sulawesi tengah.

Tercatat, Mayjen Ilyas pernah menjadi komandan kolakops TNI Tinombala. Selain itu, ia juga menyebut pencopotan Direktur A Komandan Satuan Tugas intelijen, Panglima Divisi Infantri I, Panglima Divisi Infantri II, dan Komandan Jenderal Kopassus.

"Begitu saya turun, semua yang terbaik dicabut. Kepala Badan Intelijen Strategis Mayjen TNI Ilyas, dia yang menyelesaikan Poso, tapi justru dicopot sekarang tanpa jabatan," kata Gatot.

Ekonom Rizal Ramli mengomentari munculnya mantan Menteri BUMN Dahlan Iskan dan mantan Panglima TNI Gatot Nurmantyo, sebagai pendukung capres 02 urut 02 Prabowo Subianto.

Menurut Rizal, keduanya adalah tokoh yang kecewa terhadap calon presiden petahana Joko Widodo. "Mereka berdua adalah contoh orang-orang kecewa dan dikecewakan Jokowi," katanya usai menghadiri rapat akbar capres Prabowo di Dyandra Convention Hall Surabaya, Jawa Timur, Jumat (12/4/2019).

Menurut mantan Menteri Koordinator Kemaritiman ini , wajar jika keduanya merapat ke kubu Prabowo, karena Prabowo menurutnya adalah figur yang apa adanya dan tidak suka menebar janji. "Kalau Prabowo ya begitu, apa yang diomongin yang akan dilakukan," ujarnya.

Seperti diketahui, Dahlan Iskan dan Gatot Nurmantyo hadir dalam acara rapat akbar pendukung Prabowo-Sandi, Jumat siang di Surabaya.

Dalam sambutannya, Dahlan mengungkapkan, lima tahun yang lalu dirinya menganggap calon presiden Jokowi memiliki program yang dinilai mampu menciptakan perubahan, yakni revolusi mental. Selain itu, kata Dahlan, Jokowi juga berjanji akan menaikkan pendapatan per kapita masyarakat.

Namun, Dahlan menilai, janji-janji Jokowi tidak terwujud selama periode pertama pemerintahannya. "Tapi itu tidak terlaksana karena itu hari ini saya menjatuhkan pilihan ke Prabowo," katanya.

Artikel ini dikompilasi dari kompas.com dengan judul "Di Pidato Kebangsaan Prabowo, Gatot Nurmantyo Bandingkan Anggaran TNI dan Polri", "Gatot Nurmantyo: Jabatan Strategis di TNI Diisi Orang-orang Bermasalah" dan Rizal Ramli: Dahlan Iskan dan Gatot Contoh yang Kecewa dan Dikecewakan Jokowi"

Sumber: Tribun-Medan
Editor: Dardani