Pelabuhan Tikus Tempat Penangkapan Ratusan TKI Ilegal Kerap Dijadikan Lokasi Penyelundupan
Oleh : Romi Chandra
Selasa | 19-03-2019 | 12:52 WIB
kasat-resirm.jpg
Kasatreskrim Polresta Barelang, AKP Andri Kurniawan saat mengitrogasi salah satu diduga pelaku. (Foto: Romi).

BATAMTODAY.COM, Batam - Pelabuhan tikus milik seorang berinial HP di kawasan Tanjungsengkuang, tempay ratusan TKi ilegal diamankan Satreskrim Polresta Barelang kerap dijadikan sebagai tempat penyelundupan.

Hal itu juga diakui Kasatreskrim Polresta Barelang, AKP Andri Kurniawan. Tidak hanya jalur masuknya para TKI ilegal dari Malaysia, juga kerap dijadikan masuknya barang selundupan lainnya.

Andri sendiri menuturkan, pihaknya sudah lama menerima informasi aktivitas yang ada dalam pelabuhan itu. Sampai akhirnya dibuktikan dengan penangkapan TKI pada Sabtu (16/3/2019) malam kemarin.

"Lokasi itu memang sering digunakan aktivitas penyelundupan. Kita terus pantau dan sudah lama tidak kegiatan. Namun sekarang kembali beraktivitas, sehingga penangkapan kita lakukan," ujar Andri, Senin (18/3/2019) malam.

Ia juga menegaskan, kedepannya pengawasan akan terus dilakukan tidak hanya di pelabuhan itu saja, melainkan juga ke pelabuhan rakyat lainnya yang ada di Batam.

Sementara untuk para TKI yang diamankan, sudah diserahkan ke PJTKI untuk proses pemulangan ke daerah masing-masing. Dalam kasus ini, juga ada beberapa orang yang diamankan.

"Para TKI sudah kita lempahkan ke instansi terkait. Kalau untuk orang diamankan, nanti kita sampaikan dalam ekspose," pungkasnya.

Seperti berita sebelumnya, para pelaku penyelundupan Tenaga Kerja Indonesia (TKI) ilegal benar-benar mengambil keuntungan di atas penderitaan orang lain, dan menjadi bisnis yang menjanjikan.

Tidak tanggung-tanggung, untuk biaya transportasi dari Malaysia ke Batam saja, para TKI tersebut harus merogoh kantong sekitar 1000 Ringgit Malaysia. Uang itu, diberikan saat ingin menaiki kapal di Malaysia.

Tidak hanya itu, saat di atas kapal, nahkoda kabal kembali meminta uang para TKI tersebut mulai dari Rp 500 ribu hingga Rp 800 ribu.

Meski demikia, bukanlah pelayanan baik yang didapat. Melainkan, mereka harus turut ke laut dan berenang menuju kapal. Tidak ada pengecualian, anak-anak juga harus ikut terendam dan kedinginan di atas kapal.

Editor: Gokli