Rengkam, Penopang Kebutuhan Hidup Nelayan Desa Pasir Panjang
Oleh : Hendra
Senin | 18-03-2019 | 09:52 WIB
didi-rengkam.jpg
Didi, nelayan Desa Pasir Panjang, Kota Batam menunjukkan rengkam (rumput laut) yang menjadi sumber penghasilan nelayan di tegah sulitnya mencari ikan di laut. (Foto: Hendra)

BATAMTODAY.COM, Batam - Pasir Panjang sore itu begitu tenang. Air lautnya sudah mulai pasang. Tak jauh dari bibir pantai, seorang nelayan sedang asik bersama jejaring kawat berbentuk bubu yang mengapung dengan bagian atasnya terbuka.

Benda itu tidak berisi ikan, namun di dalam kawat-kawat kecilnya, menumpuk rerimbunan rumput laut yang disebut rengkam. Nelayan itu adalah Didi (51) yang sudah 5 tahun lebih menambatkan mata pencaharian melalui rerimbunan rengkam yang tumbuh di area karang-karang laut di sekitar pesisir pantai Desa Pasir Panjang.

Kepada pewarta dia mengatakan, rengkam ini biasa dijualnya kepada seorang tauke di Jembatan II Nara Singa Barelang. Dalam sekali jual, rengkam itu dia kumpulkan hingga beratnya mencapai 1 ton. Di mana per kilo sang taoke biasanya menghargai dengan kisaran harga Rp 1.300 - 1.400.

"Rumputnya tumbuh sendiri, dan sangat mendukung perekonomian masyarakat nelayan sekitar kampung kami. Rumputnya tumbuh di sekitar karang," ujarnya, saat ditemui Jumat (15/03/2019) sore lalu.

Menurutnya telah banyak nelayan yang mulai bekerja mengumpulkan rumput laut tersebut. Hal lain juga dikarenakan untuk menambah penghasilan lantaran hasil menjadi nelayan sudah mulai sulit.

"Sekadar nelayan saja kita susah, karena kita hanya nelayan kecil, alat untuk melaut juga mahal," jelasnya.

Dengan alasan tersebutlah, dia mulai memfokuskan untuk mengumpulkan rumput laut yang termasuk dalam famillia (keluarga) sargassum, yang juga merupakan jenis rumput laut banyak tumbuh di Perairan Kepulauan Riau.

Alasan lainnya, banyak nelayan beralih mengumpulkan rengkam adalah karena mulai berkurangnya hasil tangkapan ikan di wilayah laut sekitar, hal ini bisa dikatakan karena polusi minyak yang melanda Perairan Kepri sejak beberapa tahun ini.

Hal lainnya lagi yakni rumput laut ini mudah tumbuh dengan sendirinya, yakni 2 sampai 3 bulan setelah dipanen, rumput laut ini akan tumbuh kembali untuk dipanen.

"Dalam pemanfaatan rumput, yang kita ambil juga yang telah mengkal, dan yang masih muda dibiarkan untuk panen selanjutnya," tutupnya, sembari mulai menjemur rumput tersebut, karena yang dijual kepada tauke adalah yang telah kering.

Editor: Gokli