Gunakan Batu dan Pasir Laut

Proyek Pelabuhan Laut di Natuna Senilai Rp40 Miliar Gunakan Material Lokal
Oleh : Kalit
Kamis | 31-01-2019 | 08:41 WIB
batu-lokal.jpg
Material lokal yang diduga digunakan kontraktor untuk pembangunan Pelabuhan Laut di Natuna. (Ist)

BATAMTODAY.COM, Natuna - Pemerintah pusat memberikan perhatian besar untu pembangunan di daerah perbatasan, salah satunya Kabupaten Natuna. Pemerintah pusat mengucurkan anggaran Rp 40 miliar lebih dari APBN 2018 untuk pembangunan fasilitas Pelabuhan Pulau Laut.

Namun sayang, proyek yang dikerjakan PT Dian Sentosa dengan konsultan pengawas PT Agusta Prima Karsa itu disinyalir sarat korupsi. Kontraktor diduga telah mengurangi mutualitas pelabuhan dengan memakai material lokal dari Kecamatan Pulau Laut.

Hal ini diungkap Amrulah, warga Natuna, yang mengatakan material batu dan pasir laut dari Pulau Laut digunakan untuk pembangunan bagian L pelabuhan. Hal ini, kata dia, membuat kualitas dan kekuatan pelabuhan sangat diragukan untuk sandarnya kapal bertonase besar di pelabuhan tersebut.

"Sebagian material didatangkan dari luar menggunakan tongkang. Namun kekurangan material, sehingga kontraktor memakai material dari Pulau Laut, seperti pasir dan batu untuk bagian L pelabuhan," beber Amrulah kepada BATAMTODAY.COM, Selasa (29/1/2019).

Terkait adanya pengadaan material lokal, Camat Pulau Laut, Sudirman, mengakuinya. Di mana, sebagain material untuk pembangunan bagian L pelabuhan menggunakan material dari Pulau Laut.

"Memang sempat kontraktor meminta izin kepada saya untuk menggunakan material dari Pulau Laut untuk pelabuhan, tetapi saya tidak memberi izin, kalau untuk bangun kantornya di bagian darat memang ada menggunakan material lokal," jelas Sudirman, saat dikonfirmasi lewat sambungan telepon, Selasa.

Saat dikonfrontir mengenai penggunanaan material lokal kepada Amrulah, dia kembali menjelaskan bahwa untuk pembangunan "L" pelabuhan sebagian menggunakan material lokal. Dia juga memberikan foto batu dan pasir Pulau Laut saat proses pembangunan bagian L pelabuhan.

"Ini foto saat bangunan L pelabuhan menggunakan material lokal Pulau Laut. Kekuatan pelabuhan tersebut ada di bagian L-nya, karena nanti di sana akan bersandar kapal besar seperti Perintis dan Bukit Raya," kata Amrulah sambil menunjukan foto kepada BATAMTODAY.COM.

Terkait hal itu, Camat Sudirman mengaku, memiliki keterbatasan sebagai Camat untuk memantau pembangunan langsung secara terus menerus. "Yang saya tahu kemarin batu itu untuk jalan darat dan tempat persiapan gedung maupun gudang. Untuk jelasnya tanyakan langsung ke kontraktornya," ucap Sudirman.

Kisruh mengenai material pelabuhan ini menjadi atensi penagak hukum di Natuna. Pasalnya, batu dan pasir dari Pulau Laut tidak sesuai untuk bahan pengecoran sehingga mutualitas pelabuhan sangat diragukan.

Editor: Gokli