Kampung Vietnam, dari Warisan Sejarah Kehidupan Hingga Wisata Kemanusiaan
Oleh : Hendra Mahyudi
Senin | 07-01-2019 | 12:16 WIB
camp-vietnam1.jpg
Humanity Statue, patung peringatan kemanusian akan tragedi yang pemerkosaan yang pernah terjadi di Kampung Vietnam. (Foto: Insert)

BATAMTODAY.COM, Batam - Meski sekarang para pengungsi telah meninggalkan Pulau Galang dan mereka telah menjadi sejarah yang selalu dikenang, namun tempat itu pada saat ini masih diberi nama Camp Vietnam/Kampung Vietnam.

Meskipun para pengungsi telah tidak ada lagi, namun jejak-jejak kisah masa lampau itu masih tertinggal jelas bagi setiap orang yang pernah menjadi saksi sejarah saat itu, begitu juga dengan Bapak Sumardi, seorang saksi hidup yang pada masa itu masih berumur 25th.

"Hingga saat UNHCR mengembalikan kawasan penampungan sementara itu kepada Indonesia, Pemerintah melalui Badan Otorita Batam (BP Batam) mulai membuka tempat tersebut menjadi destinasi wisata," ujar seorang pekerja di Kampung Vietnam, Bapak Sumardi.

Saat BP Batam mulai mengelola tempat tersebut, tentunya ada beberapa pemugaran yang terjadi, seperti di bekas camp tempat para pengungsi berteduh dari panas dan hujan.

Yang menarik ketika berada di kampung Vietnam adalah seoalah-olah kita sedang berada pada sebuah tempat yang menjadi saksi bisu kehancuran dan ketakutan manusia akan perang yang terjadi di dunia ini.

Dan juga masih banyak hal lain yang menjadi daya tarik di kampung Vietnam ini selain sejarah yang telah diceritakan sebelumnya, karena kini telah dibangun sebuah museum yang menampilkan barang-barang rumah tangga dan beberapa barang seperti mesin tik yang digunakan pihak PBB untuk mendata para pengungsi, dan juga terdapat lukisan-lukisan karya penduduk Vietnam sendiri.

"Juga masih terdapat vihara, gereja dan mushala yang digunakan oleh para pengungsi dan para relawan UNHCR untuk beribadah, ada dua bangkai kapal kayu yang telah mengalami pemugaran yang dulu meraka gunakan untuk berlayar mencari perlindungan," ujar Sumardi.

Hal lainnya yang cukup sangat menarik dan juga bisa dikatakan cukup ironis adalah keberadaan sebuah patung bernama Humanity Statue, patung itu didirikan oleh para mantan pengungsi Vietnam sabagai pengingat diri akan tragedi tragis yang menimpa seorang gadis sesama pengungsi bernama Tinh Nhan Loai.

"Singkat cerita, gadis itu mengakhiri hidupnya dengan cara bunuh diri setalah diperkosa oleh beberapa pengungsi lainnya, meski yang memperkosa telah diproses hukum," jelasnya.

Tak hanya itu, di kampung Vietnam juga terdapat 500 makam para pengungsi yang meninggal sejak tahun 1979 s/d 1976. Di sanalah dikuburkan para pengungsi yang sebagian meninggal karena bunuh diri akibat depresi yang mereka alami selama hidupnya, sebagian dari mereka ada yang bunuh diri sebagai bentuk penolakan untuk tidak dikembalikan kenegeri asal, Vietnam. Dan sebagian lain meninggal akibat penyakit yang mereka alami selama masa pelarian.

Jadi, tertarikkah para pembaca semua untuk berkunjung merasakan setiap jejak yang penuh dengan kenelangsaan hidup dan juga harapan untuk terus berjuang demi sebuah kehidupan akibat perang?

Editor: Yudha