Kiat Harmonis dalam Berumah Tangga Menurut Kakakemenag Batam
Oleh : Hendra Mahyudi
Kamis | 03-01-2019 | 12:28 WIB
kakamenang-batam1.jpg
Kepala Kementrian Agama (Kemenag) Batam, Erizal Abdullah. (Foto: Hendra)

BATAMTODAY.COM, Batam - Keluarga yang harmonis dan bahagia merupakan dambaan setiap insan manusia. Karena keharmonisan ini akan mampu menjadi sistem pendukung untuk mencapai kesuksesan dalam karir dan kemakmuran sebuah rumahtangga.

Kita keluarga harmonis, anak-anak juga akan berkembang dengan baik dan mencapai potensi terbaik. Namun, yang jadi pertanyaan adalah bagaimana cara mempertahankan keharmonisan rumah tangga agar senantiasa berbahagia.

Keharmonisan ini sendiri menjadi perhatian khusus bagi Kepala Kementrian Agama (Kemenag) Batam, Erizal Abdullah, akibat tingginya angka perceraian di Batam yang juga disebabkan oleh kurang harmonisnya rumah tangga terutama yang diakibatkan oleh permasalahan utama perekonomian.

Menurut Erizal kurangnya rasa bersyukur antar satu sama lainnya merupakan hal yang turut mendongkrak tingginya angka perceraian ini. "Kita terlalu banyak dinina-bobokan oleh televisi dan media sosial, sehingga terkadang prestise (gengsi) kita semakin meninggi," ucap Erizal di ruangan kantornya yang bertepatan di Jalan Mesjid Baiturrahman, Sungai Harapan, Sekupang.

Memang tidak ada salahnya meninggikan presitise, namun tetap adahal yang lebih penting dari itu, yaitu rasa bersyukur. "Kunci rumah tangga itu adalah bersyukur, karena dengan bersyukur akan muncul kebahagian dan rasa senang dalam berumah tangga," lanjutnya.

Erizal juga mengatakan sudah sewajarnya buat para calon pasangan suami-istri tersebut sebelum masuk ke ranah rumahtangga (pernikahan) terlebih dahulu untuk memikirkan bekal yang akan mereka bawa. Baik itu dari segi ekonomi, agama (spritual) dan juga mental. Karena bekal sebelum berumah tangga belum disiapkan dengan baik. Seperti bekal ilmu agama, ekonomi dan juga mental itulah yang terkedang menimbulkan perceraian.

"Sebisa mungkin dicukupilah bekal tersebut. Kita paham kalau hanya sekedar ekonomi namun tanpa dibekali dengan ilmu agama dan mental, juga akan bisa membuat semua itu tidak akan berjalan dengan lancar, terutama untuk calon suami, saat ijab kabul (dalam Islam) merupakan peralihan (tanggung jawab) dari pihak keluarga (bapak) istri ke calon suaminya," tutur Erizal.

Editor: Yudha