Udin Nilai Permintaan Pemko Batam Naikkan Anggaran Tak Terduga Tak Realistis
Oleh : CR-2
Senin | 05-11-2018 | 14:52 WIB
udin-komisi-iv.jpg
Sekretaris Komisi IV DPRD Batam, Udin P Sihaloho. (Dok Batamtoday.com)

BATAMTODAY.COM, Batam - Sekertaris Komisi IV DPRD Kota Batam, Udin P Sihaloho menilai kenaikan anggarn tidak terduga Pemerintah Kota Batam mencapai Rp55 miliar sangat tidak realistis.

Hal ini disampaikannya ketika selesai melaksanakan rapat Badan Anggaran atas pembahasan rancangan KUA-PPAS di DPRD Kota Batam, Senin (5/11/2018).

Udin mengatakan, dalam pembahasan di rapat tersebut mendapatkan satu permasalahan ketika anggaran tidak terduga diminta dinaikan oleh Pemko Batam sebesar Rp30 miliar. "Jadi biaya tidak terduga inilah yang menjadi salah satu permasalahan pada saat pembahasan kita tadi, di mana total besarannya mencapai Rp55 miliar," kata, Udin P Sihaloho.

Udin juga mempertanyakan dana sebesar itu untuk biaya tidak terduga seperti apa. "Karena sepengetahuan saya biaya tidak terduga adalah biaya yang dikeluarkan untuk hal-hal yang tidak diinginkan atau tidak diduga sama sekali akan terjadi," ujarnya.

Udin mencontohkan biaya tidak terduga ini nantinya digunakan untuk bencana alam, kebakaran dan hal-hal seperti yang tidak diinginkan. Tetapi Pemerintah Kota Batam itu menganggarkan tadinya sekitar Rp35 miliar, akhirnya menjadi Rp55 miliar yang berarti di sini ada kenaikan Rp20 miliar hanya untuk biaya tidak terduga.

"Akan kita kejar terus untuk apa biaya Rp55 miliar tersebut karena menurut saya Rp20 miliar saja sudah cukup besar," lanjutnya.

Udin mengatakan, pada tahun-tahun sebelumnya mungkin anggaran tidak terduga tergolong kecil sekitar Rp20 miliar. Tetapi apabila anggaran tersebut tiba-tiba naik sampai dengan Rp55 miliar, dirinya mempertanyakan anggaran tersebut akan dipergunakan untuk apa.

Udin juga meminta Pemerintah Kota Batam tidak membuat anggaran-anggaran yang tidak realistis di tahun politik. "Artinya saya sampaikan jangan karena ini tahun politik Pemko Batam membuat anggaran-anggaran yang tidak realistis," tutupnya.

Editor: Gokli