Dirpolair Polda Kepri Imbau Masyarakat Lebih Berhati-hati Beraktivitas di Dam atau Laut
Oleh : CR-1
Minggu | 14-10-2018 | 11:32 WIB
Benyamin_Sapta_polda_kepri.jpg
Dirpolair Polda Kepri, Kombes Pol Benyamin Sapta (Foto: Ist)

BATAMTODAY.COM, Batam - Kejadian pilu yang menelan dua nyawa pemancing, Kardi (34) dan Juhanta (58), yang tenggelam di Dam Tembesi, Yonif Raider Khusus 136/Tuah Sakti pada Jumat (12/10/2018) kemarin, mendapat perhatian khusus dari warga dan Tim SAR yang melakukan pencarian.

Begitu juga kapal Puskesmas Keliling Kecamatan Siantan Timur, Kabupaten Anambas, yang mengalami kecelakaan laut (laka laut) di perairan Pulau Jepik, Batu Belah, Siantan Timur, yang menelan korban meninggal 4 orang dari 11 penumpang, tak kurang memilukan masyarakat Kepri.

Tak hanya itu, duka mendalam juga masih menyambangi warga saat tiga remaja Kampung Tengah, Kelurahan Batubesar, Kecamatan Nongsa, Batam, disambar petir saat sedang mencari ikan Cupang, Sabtu (13/10/2018) sekira pukul 16.00 WiB. Diketahui dari ketiga korban, satu meninggal dunia atan nama Raga Ari Ardiansyah (12).

Menyikapi sejumlah kejadian memilukan dalam beberapa hari terakhir, Dirpolair Polda Kepri, Kombes Pol Benyamin Sapta, yang turun langsung bersama Tim SAR dalam proses pencarian pemancing tenggelam di Dam Tembesi, mengimbau kepada setiap warga atau nelayan yang melakukan aktifitas di sekitar dam, danau ataupun laut agar lebih berhati-hati.

"Kita dari Polairud mengimbau kepada para warga yang beraktifitas di dam maupun laut, walau bekerja sebagai nelayan ataupun sekedar memancing, untuk tetap harus berhati-hati dalam beraktifitas," ujarnya melaui sambungan ponsel, Sabtu (13/10/2018) malam.

Masih Benyamin Sapta, kalau bisa karena keadaan cuaca yang juga masih tidak menentu, baiknya untuk lebih mengurangi segala pelaksaan aktifitas di sekitar Dam ataupun laut.

"Terkhusus lagi di are Dam Tembesi, Karena awalnya di sana itu kan dulunya sebagian hutan yang ditenggelamkan untuk proses menjadi Dam, pasti di dasar Dam di sana banyak rawa-rawa, pohon-pohon, akar yang akan cukup membahayakan jika terjadi kejadian naas seperti Jumat kemarin," lanjutnya.

Kepada masyarakat pemancing atau nelaya jika memang aktifitas utamannya di area Dam, mohon untuk lebih mengunakan sarana dan prasarana yang aman seperi boat yang memadai.

"Dan jangan lupa juga, gunakankan life jackets (pakian keselamatan), sehingga saat terjatuh ke dalam air, dan ada pelampung minimal kita lebih mudah untuk bisa berupaya berenang menyelamatkan diri," jelasnya.

Benjamin juga menyebutkan cuaca sendiri juga bisa menjadi salah satu faktor dalam kecelakaan di Dam maupun laut, dan juga salah satu yang akan membuat proses penyelamatan bisa tertunda dan tidak berjalan optimal.

"Kami berharap kepada warga yang kalau ingin ke Dam atau ke Laut diminta untuk lebih memperhatikan keadaan cuaca, apa lagi di kawasan Dam, di sanakan banyak ranting dan pohon dulunya sehingga akan menjadi kesulitan dalam penyelamatan," katanya.

Lanjut Sapta, begitu juga dengan visibility (jarak pandang), air yang kerung, terkhusus lagi dam itu airnya mati tidak mengalir.

"Intinya untuk masyarakat sekitar diminta untuk berhati-hati dalam segala tindakan dan aktifitas mereka di sekitar area Dam maupun laut," tutup Benyamin Sapta melalaui sambungan telefon selepas dua korban tenggelam akhirnya ditemukan pada hari Sabtu (13/10) pukul 17:00 WiB.

Editor: Surya