Tingkatkan Kompetensi Bahasa Inggris, Unrika Gandeng HPI
Oleh : Redaksi
Senin | 24-09-2018 | 11:28 WIB
unrika-penterjemah.jpg
RektUnrika Batam menandatangani MoU dengan HPI. (Foto: Ist)

BATAMTODAY.COM, Batam - Rektor Universitas Riau Kepulauan (Unrika) Batam, Edwin Agung Wibowo,S.E.,M.Comm menekankan agar para mahasiswa dan dosen program studi Bahasa Inggris wajib meningkatkan kemampuan bahasa Inggris. Agar mereka mampu bersaing dan memiliki kompetensi. Apalagi, Kepri khususnya Batam adalah kawasan industri, pariwisata, perdagangan dan jasa yang banyak mengundang investor asing.

"Jadi penerjemah merupakan peluang untuk meningkatkan kesejahteraan," kata Edwin dihadapan 200-an mahasiswa dan dosen program studi Bahasa Inggris usai menandatangani Nota Kesepahaman dengan Himpunan Penerjemah Indonesia (HPI) di Aula Mini, Kampus Unrika Batam di Batam, Sabtu (22/9/2018).

Rektor juga berharap agar nantinya lahir mahasiswa yang mampu berbahasa Inggris dan dikenal di manca negara. Banyak peluang untuk menjadi penerjemah, apalagi dikaitkan dengan Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia (KumHam) memberi peluang menjadi penerjemah bagi yang yang memiliki kompetensi dalam Bahasa Inggris bersertifikat.

Penandatanganan MoU yang dilanjutkan dengan Kuliah Umum yang bertajuk: "One step to be a profesional and Certified Translator" itu dihadiri para mahasiswa prodi Bahasa Inggris, Dosen, Dekan dan Wakil Dekan Universitas Riau Kepulauan Batam. Dilanjutkan penyampaian makalah terkait bagaimana menjadi penerjemah yang profesional.

Hal senada disampaikan Ketua Umum HPI, Hananto P Sudharto,S.H yang mengatakan, menjadi penerjemah harus banyak membaca, dan menjadi penerjemah itu tidak sulit asal serius menekuninya. Menjadi penerjemah selama 40 tahun dan dari situ diperoleh rasa senang, dan terus ditekuni hingga kini. " Gak ada pensiun," katanya bercanda. "Pengalaman itu membuat seseorang bisa maju. Mulailah dari hal kecil, kemudian terus meningkatkan kemampuan akhirnya menjadi profesional." katanya.

Hananto meyakini, mahasiswa yang memilih Bahasa Inggris sebagai pilihannya akan lebih mudah untuk menjadi penerjemah, karena didasari minat dan bakat. " All beginning are difficult = segala sesuatu yang baru itu sulit," katanya. Tapi dari kesulitan itu diperoleh kemudahan di kemudian hari.

Pemateri di acara Kuliah Umum tersebut, Sekretaris Umum HPI Anna Wiksmadhara menyampaikan, bahwa menjadi penerjemah itu beragam, ada bidang seni, dokumen, kontrak kerja, dan lain-lain. "Jadi banyak peluang menjadi penerjemah," kata Anna yang akrab dipanggil Bu Anna ini. Ia memaparkan pengalamannya bagaimana menjadi penerjemah di perusahaan asing bidang perminyakan. Selain honornya baik, juga menyenangkan.

Ia mengaku menjadi penerjemah sangat menyenangkan, karena tak ada tempat duduk di kedai kopi hanya untuk pesan makanan dan minuman. "Saya cari colokan, pokoknya harus kerja menerjemahkan," katanya yang disambut tawa mahasiswa. Ia berharap HP tidak hanya digunakan untuk selfi-selfi, tapi diubah menjadi hal bermanfaat."

Ana yang dijuluki motivator ini, selalu memberi rasa percaya diri para mahasiswa, dan menstimulasi mereka agar belajar Bahasa Inggris dengan baik. Ia juga berharap, dosen terus meningkatkan kemampuan untuk menjadi penerjemah yang profesional.

Sementara itu, Ketua Panitia Pelaksana acara, Rumbadi Dalle,S.H. meminta agar HPI terus memberikan dorongan kepada mahasiswa untuk terus berkembang." Mohon bimbingan kami," pintanya.

Editor: Dardani