Berdampak pada 227 Industri Manufaktur di Batam

Pemprov Kepri Ungkap Rencana Kenaikkan Harga Gas Hingga 40 Persen Lebih
Oleh : Nando Sirait
Selasa | 18-09-2018 | 11:16 WIB
kenaikan-gas1.jpg
Diskusi bertajuk 'Membedah Kenaikan Gas' yang digelar Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Kepri di Harris Hotel Batam Center, Senin (17/9/2018).

BATAMTODAY.COM, Batam - Pemerintah Provinsi Kepulauan Riau (Kepri) mengungkap rencana Kementrian Energi Dan Sumber Daya Mineral (KESDM) menaikkan harga jual gas bumi hingga 40 persen lebih.

Hal ini disampaikan Kabid Ketenagalistrikan Pemprov Kepri, Marzuki. Rencana kenaikan ini sudah disampaikan melalui surat Ditjen Migas Nomor 7896/13/DJM.E/2018 pada 10 September lalu. Disebutkan, alasan penyesuaian harga gas itu adalah sebagai dampak melemahnya nilai tukar Rupiah.

"Kenaikan rencananya dilakukan bertahap, untuk tahap pertama sekitar 29 persen, dan pada puncaknya mencapai 49 persen," ujarnya dalam diskusi bertajuk, "Membedah Kenaikan Gas" yang digelar oleh Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Kepri, di Harris Hotel Batam Center, Senin (17/09/2018).

Dalam surat tersebut, Marzuki juga menjelaskan bahwa penyesuaian harga gas bumi akan berdampak langsung terhadap harga jual gas kepada Bright PLN Batam.

Dalam perjalanannya, penyesuaian tarif ini juga akan berdampak bagi berbagai kawasan industri yang ada di Kota Batam. Dimana saat ini tiga kawasan industri di Batam diketahui memiliki pembangkit listrik dengan sumber gas dari PGN, dengan total perusahaan industri manufaktur sebanyak 227 perusahaan.

"Dari data yang ada ketiga kawasan industri itu adalah Batamindo, Tunas Industri, dan juga Panbil. Jangka panjang nanti bisa saja management kawasan industri menaikkan tarif pada perusahaan yang ada di kawasan mereka," lanjutnya.

Dalam kesempatan yang sama Ketua Kadin Kepri, Makruf Maulana juga menyampaikan keberatannya mengenai rencana Pemerintah tersebut. Kenaikan tarif yang mencapai 40 persen lebih, menurutnya tidak hanya akan berdampak terhadap industrial, tetapi juga bagi masyarakat Kota Batam.

"Batam belum sepenuhnya pulih, kalau naik seperti ini kita tidak akan tinggal diam. Tentunya kenaikan ini juga akan berdampak hingga tarif listrik rumah tangga nantinya," paparnya.

Makruf menambahkan, adanya rencana kenaikan gas di Kepri disebutkan terjadi karena adanya rencana kenaikan harga di hulu (Conoco Philips) yang akan berpengaruh pada PT PGN sebagai transporter gas.

"Selain itu, industri kita tidak akan kompetitif lagi dibandingkan dengan negara lain. Batam akan jadi kota yang mahal," ucapnya.

Editor: Dardani