Masyarakat Batam Tolak Kelompok Pemecah Belah Persatuan
Oleh : Romi Candra
Jumat | 31-08-2018 | 17:40 WIB
tokoh-lam-abidin.jpg
Ketua Lembaga Adat Melayu (LAM) Kota Batam, H Muhammad Syahir dan Dewan Kehormatan Apindo Kepri, Abidin. (Foto: Ist)

BATAMYODAY.COM, Batam - Berbagai isu dari pihak-pihak maupun kelompok yang mengingingkan perpecahan di Indonesia terus bergulir. Bahkan kali ini kembali muncul kelompok yang menamakan dirinya, Gerakan Selamatkan Indonesia (GSI).

Dari data yang didapat, GSI telah mulai mengagendakan untuk roadshow ke 34 Provinsi yang ada di Indonesia. Kabarnya, GSI akan berkunjung ke Batam Kepri pada 6 September 2018 mendatang.

Hal ini dikhawatirkan akan kembali menimbulkan polemik dan perpecahan di kalangan masyarakat, berkaca dari peristiwa #2019gantipresiden beberapa waktu lalu yang membuat kondisi Batam memanas.

Namun masyarakat Batam saat ini sudah mulai mewanti-wanti agar GSI tidak datang maupun mendeklarasikan dirinya di tanah melayu ini. Bahkan beberapa elemen masyarakat mulai dari LAM, ormas, hingga masyarakat dan pengusaha menyatakan penolakan.

Seperti yang dikatakan oleh Ketua Lembaga Adat Melayu (LAM) Kota Batam, H Muhammad Syahir. Selaku pemangku adat, sesungguhnya masyarakat Melayu memiliki sikap terbuka. Namun apabila ada hal yang bertetangan dengan aturan dan undang-undang, pihaknya pasti akan menolak.

"Kami tidak terima berbagai macam bentuk deklarasi dari sekelompok orang yang belum saatnya untuk dibentuk. Hal ini akan menjadi pemecah belah NKRI dan khusunya Kota Batam sebagai daerah industri dan daerah investasi," tegasnya.

Ditambahkannya, Batam memerlukan suasana kondusif untuk menarik investasi. "Kita juga harus sangat menjaga keanekaragaman masyarakat Batam yang berasal dari Sabang sampai Merauke. Ini perlu menjadi perhatian kita bersama," pintanya.

Terpisah, Dewan Kehormatan Apindo Kepri, Abidin, juga menyatakan penolakan terhadap isu negatif yang dapat memecah belah bangsa dan menjadikan Batam tidak kondusif.

"Sebagai pengusaha, kami menolak segala bentuk kegiatan maupun isu negatif karena dapat merusak investasi di Kota Batam," tegasnya juga.

Editor: Dardani