Ketagihan Main Warnet, Komplotan Remaja Putus Sekolah Ini Jadi Pelaku Curanmor
Oleh : Yosri Nofriadi
Jum\'at | 02-03-2018 | 13:26 WIB
kapolsek-batuaji1.jpg
Kapolsek Batuaji Kompol Sujoko. (Foto: Yosri)

BATAMTODAY.COM, Batam - Kelompok remaja putus sekolah yang dibekuk Polsek Batuaji atas kasus pencurian sepeda motor, Minggu (18/2/2018) lalu masih mendekam di sel tahanan Mapolsek Batuaji.

Mereka ada dua belas orang dan hanya satu yang sudah di atas umur yakni Ghawi, pemuda 19 tahun. Sementara 11 orang lain yakni Firman, Ahmad mufarid, Alexander, Abdullah Hasan, Irwandi, Fahri, Ernes, Bayu Sukma, Fahroji, Mukti Lubis dan Leman Tarigan masih dibawa umur.

Penyidik Polsek Batuaji telah merampungkan berkas perkara mereka dan sudah dilimpahkan ke Kejaksaan Negeri Batam.

"Mereka umumnya masih di bawah umur jadi masa penahanan hanya tujuh hari. Berkasnya sudah P-21 jika tak ada halangan akan segera disidangkan," ujar Kapolsek Batuaji Kompol Sujoko, Jumat (2/3/2018).

Penanganan perkara kasus ranmor yang melibatkan anak dibawa umur itu, kata Sujoko, juga melibatkan pihak Balai Pemasyarakatan (Bapas) sesuai dengan aturan yang berlaku." Penanganan tetap beda karena masih di bawah umur," ujarnya lagi.

Dari hasil penyelidikan, kata Sujoko sejauh ini para pelaku tersebut hanya mengaku sebagai pelaku ranmor saja. Sementara dugaan lain terkait pelaku kriminal jalanan belum ditemui bukti yang kuat. "Mereka tak mengaku sebagai pelaku kriminal jalanan. Hanya curi motor saja mereka," ujar Sujoko.

Total sepeda motor yang dicuri oleh komplotan ini diakui Sujoko, lebih dari sepuluh unit. Namun demikian, yang sesuai dengan laporan kehilangan sepeda motor di Kepolisian hanya lima unit.

"Tiga di Sagulung, dua di Batuaji. Mereka mengaku sudah sering mencuri sepeda motor tapi tak ingat berapa banyak," ujarnya lagi.

Berdasarkan pengakuan para pelaku sambung Sujoko, para pelaku ini nekad mencuri sepeda motor karena sudah terbiasa menghabiskan waktu di warung internet.

"Mereka kecanduan game online. Tak ada duit makanya nekad nyolong motor orang. Motor curian dijual dengan harga yang murah agar bisa main warnet," terang Sujoko.

Sujoko kembali mengingatkan kepada seluruh warga Batuaji yang memiliki anak remaja atau usia sekolah agar jangan pernah lengah mengawasi aktifitas anak di luar rumah ataupun sekolah. Pengawasan dan perhatian orangtua sangat dibutuhkan untuk menghindari anak berhadapan dengan hukum seperti itu.

"Kuncinya di orangtua. Masa anak main sampai malam tak dicari. Itukan pembiaran. Ini harus disadari oleh kita semua. Jaga anak kita baik-baik," imbau Sujoko.

Editor: Yudha