Lagi, Warga Tolak Proyek Pematangan Lahan di Sagulung
Oleh : Yosri Nofriadi
Senin | 29-01-2018 | 17:38 WIB
pematangan-lahan.jpg
Warga Sagulung menolak proyek pematangan lahan karena mengotori jalan. (Foto: Yosri Nofriadi)

BATAMTODAY.COM, Batam - Warga Kavling Baru, Kelurahan Seilangkai, Kecamatan Sagulung Batam, mengeluhkan aktivitas proyek pematangan lahan di belakang pemukiman mereka. Pasalnya, proyek itu telah menganggu kenyamanan warga. Mobil truk pengangkut tanah yang lalu-lalang tersebut telah mengotori jalan dan menimbulkan debu yang sangat merugikan warga.

 

Selama ini kendaraan operasional proyek itu selalu melintas di jalan lingkungan mereka. Debu dari kendaraan proyek yang mengangkut tanah itu masuk ke rumah warga. Tentunya berbahaya untuk kesehatan.

Warga mulai merasah resah sebab debu dari tumpahan tanah yang dimuat truk mulai masuk hingga ke dalam rumah-rumah warga. Warga memintah agar aparat pemerintah setempat segera turun menghentikan aktifitas proyek tersebut.

Selain mengganggu ketenangan warga setempat, proyek tersebut terindikasi menyalahi aturan sebab menimbun lahan pinggiran sungai yang menjadi Daerah Aliran Sungai.

"Permasalahan ini sudah satu minggu. Mereka bawa tanah untuk menimbun pinggiran sungai di belakang tempat tinggal kami," ujar Susanti, seorang warga di blok D RT07/RW17, Senin (29/1/2018).

Aktifitas proyek tersebut, kata Susanti, sudah berjalan dua minggu, warga yang tinggal di sana sudah mengajukan keberatan yang disampaikan ke perangkat RT/RW setempat dan sudah diteruskan ke Kelurahan dan Kecamatan namun belum ada tindakan apapun.

"Apalagi di sini banyak anak-anak, kami juga kuatir dengan truk-truk itu. Ini jalan lingkungan bukan jalan raya tapi sampai sekarang belum ada tindakan," ujarnya.

Retno, warga lainnya memintah agar pemerintah secepatnya mengambil tindakan atas proyek pematangan lahan itu. Selain mengganggu ketenangan warga setempat, proyek tersebut terindikasi menyalahi aturan.

"Kalau dibiarkan saja bisa-bisa sungai ini ditimbun semua. Ini sungai untuk kepentingan bersama," ujar Retno.

Meskipun tidak menghentikan aktifitas proyek itu, warga memaksa pihak proyek untuk menyiram lokasi jalan berdebu itu dengan air. "Tadi sudah kami paksa mereka untuk siram. Alhamdulilah mereka mau siram, ujarnya lagi.

Lurah Seilangkai Chandra Hernawan mengakui memang ada keluhan warga itu. Tindak lanjutnya, pihak kelurahan akan segera memanggil pihak proyek untuk menanyakan perizinan proyek tersebut. "Sudah seminggu ini warga komplain masalah itu. Hari ini sudah kami panggil pihak proyek tapi belum nongol juga. Ini akan kami sampaikan ke Kecamatan biar ditindak lanjuti," tutur Chandra.

Chandra mengakui jika lokasi yang ditimbun oleh pihak proyek itu merupakan Daerah Aliran Sungai. Sehingga perizinan proyek tersebut akan dicek oleh mereka.

"Iya itu aliran sungai . Seharusnya tidak boleh. Ini yang akan kami cros cek lagi. Apapun itu, kalau melanggar aturan dan merusak lingkungan harus dihentikan," ujar Candra.

Sebelumnya ratusan warga di perumahan Taman Anugerah, Tembesi juga melakukan aksi protes serupa. Proyek pematangan lahan perumahan di belakang perumahan Taman Anugerah dianggap merusak lingkungan sekitar. Jalan jadi becek dan berlumpur, alur sungai juga dipersempit.

Aksi protes warga ini disertai dengan pemblokiran aktifitas proyek tersebut. Pemblokiran itu nyaris ricuh sebab mendapat perlawanan dari pihak proyek.

Editor: Dardani