Terkendala Audit BPK Gaji Karyawan RSUD Embung Fatimah Tak Terbayar
Oleh : Yosri Nofriadi
Rabu | 24-01-2018 | 17:26 WIB

BATAMTODAY.COM, Batam - Kinerja Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Embung Fatimah Batam kembali di pertanyakan. Selain persoalan kekosongan obat, tungakan gaji tenaga honorer dan kryawan rumah sakit belum terbayarkan terhitung sejak bulan Desember 2017 sampai sekarang.

 

Informasi yang diperoleh, ternyata tak hanja gaji honorer dan kryawan yang mengalami tunggakan gaji. Namun gaji tenaga medis rumah sakit pemerintah itu juga ngadat selama dua bulan lamanya.

Salah satu tenaga honorer di RSUD Embung Fatimah, yang tidak mau namanya disebutkan mengeluhkan soal gaji yang tak kunjung diberikan. Padahal mereka sangat membutuhkannya, selain untuk kebutuhan keluarganya, juga untuk biaya transportasi ke RSUD setiap hari.

"Sudah hampir dua bulan kami tidak diberi gaji. Kami butuh biaya untuk bisa bertahan hidup. Sebab, tidak semua pegawai di RSUD ini berstatus PNS," ujarnya, Rabu (24/1/2017).

Mereka sudah menanyakan kepada menajemen RSUD namun sayang, tidak ada kejelasan dari Direktur RSUD kapan gaji mereka akan dibayarkan. Saat ini ratusan honorer dan karyawan rumah sakit plat merah tersebut harus memutar otak mencari pinjaman agar mereka bisa menghidupi diri sendiri dan keluarga mereka. "Mau gimana, tagihan sudah banyak tapi gaji belum juga keluar terpaksa mimjam dulu," keluhnya.

Sementara itu, Direktur RSUD Embung Fatimah drg. Ani Dewiyana membenarkan keterlambatan pembayaran ratusan tenaga honorer dan kryawan rumah sakit RSUD Embung Fatimah tersebut.

Keterlambatan itu, kata Ani, disebabkan kerena rumah sakit itu dalam proses audit Badan Pemeriksaan Keuangan (BPK) Kepri. "Uangnya ada, tetapi saya belum tanda tangani pemberian gaji kryawan. Saat ini keuangan kita sedang di audit. Nanti salah - salah malah saya masuk penjara," ujarnya.

Untuk itu, Ani tidak akan ambil resiko sebelum hasil audit BPK selesai.
"Sabar saja dulu nanti kalau sudah selesai di audit baru saya tanda tangani pencairan gaji honor dan karyawan," ujar Ani.

Sumber: Republika
Editor: Dardani