Ketersedian Air Baku Terancam

Pesona Pulau Jemaja akan Sirna jika PT KJJ Dibiarkan Membabat Hutan
Oleh : Fredy Silalahi
Rabu | 05-07-2017 | 11:44 WIB
jemaja-01.gif
Pesona pulau Jemaja. (Foto: Fredy Silalahi)

BATAMTODAY.COM, Anambas - Masyarakat Pulau Jemaja mengeluhkan air bersih, yang tidak beroperasi 24 jam. Hal tersebut juga menjadi kekhawatiran masyarakat Pulau Jemaja. Apabila PT Kartika Jemaja Jaya (KJJ) beroperasi dan membabat atau memanfaatkan kayu, maka air akan semakin sulit didapatkan.

"Air merupakan sumber kehidupan setiap orang. Kita semua mengakui, kalau hutan merupakan paru-paru dunia. Saat ini, air bersih sulit didapatkan. Karena PDAM tidak mampu mengaliri air kerumah warga selama 24 jam, sementara kita selalu butuh air,"ujar Jefri, satu diantara masyarakat Pulau Jemaja, Rabu (5/7/2017).

Jefri menerangkan, apabila hutan dialih fungsikan menjadi perkebunan karet, maka air semakin sulit didapatkan. Selain itu, bencana alam rentan terjadi.

"Tanpa hutan, kita tidak berdaya. Sumber air semakin sulit dan akan sering terjadi bencana alam. Saat ini beberapa desa sering mengalami banjir ketika musim hujan. Kalau lah hutan dibabat, maka beberapa desa di Pulau Jemaja ini akan tenggelam,"jelasnya.

Sementara Edy warga lainnya mengungkapkan bahwa Pemerintah harus hadir ditengah-tengah masyarakat. Menurutnya, Pemerintah yang memberikan izin kepada PT KJJ tidak memiliki landasan. Pihaknya berharap, Pemerintah harus meninjau kembali sebelum memberikan izin kepada PT KJJ.

"Banyak pejabat negara dan daerah hanya duduk saja dibelakang meja, lalu begitu mudahnya memberikan izin kepada mafia kayu. Bagi kami, itu sama saja membunuh masyarakat secara perlahan. Jangan ketika ada musibah baru sibuk," tegasnya.

Edy mengakui, bahwa mata pencaharian masyarakat juga akan terganggu apabila PT KJJ melakukan kegiatan pemanfaatan kayu.

"Masyarakat Pulau Jemaja lebih banyak bertani. Apabila PT KJJ beroperasi, maka petani akan mati kelaparan. Sekali lagi kami berharap, agar pemerintah segera tinjau kembali perizinan PT KJJ, pelajari dampaknya. Bila perlu cabut aja izin PT KJJ," tegasnya lagi.

Berbeda dengan Alex. Ia menguraikan, apabila PT KJJ beroperasi, maka keasrian lingkungan akan menjadi hilang, dan destinasi pariwisata yang selama ini sudah diakui, tenggelam begitu saja.

"Kalaulah PT KJJ beroperasi, maka sia-sia semua destinasi wisata yang dimiliki Pulau Jemaja ini. Kalau memang ingin berinvestasi dibidang perikanan dan pariwisata, kami seluruh masyarakat pasti mendukung. Kami juga ingin daerah ini ramai karena banyak pengunjungnya," terang Edy.

Editor: Gokli