Masyarakat Pulau Jemaja Marah, Bakar Seluruh Alat Berat dan Aset PT KJJ
Oleh : Redaksi
Kamis | 29-06-2017 | 16:18 WIB
alat_berat_dibakar_massa.jpg
Inilah sejumlah alat berat dan aset PT KJJ yang dibakar massa. (Foto: Ist)

BATAMTODAY.COM, Anambas - Kesabaran masyarakat Pulau Jemaja, Kabupaten Kepulauan Anambas, terhadap manajemen PT Kartika Jemaja Jaya (KJJ) telah habis. Kekesalan mereka pun memuncak dan dilampiaskan dengan aksi spontanitas membakar seluruh aset PT KJJ yang berada di Pulau Jemaja, Kamis (29/6/2017).

Aksi pembakaran aset PT KJJ itu bermula dari permintaan masyarakat pada 21 Juni 2017 agar 31 unit alat berat milik PT KJJ yang masuk ke Pulau Jemaja dikeluarkan.

Kemudian, pada 22 Juni 2017, sejumlah masyarakat Pulau Jemaja melakukan rapat dengan Camat Jemaja dan Camat Jemaja Timur. Hadir pula aparat keamanan dan disepakati, manajemen PT KJJ diberi deadline selama 7 hari untuk memenuhi tuntutan masyarakat itu. Apabila tidak diindahkan, maka akan segera dibakar.

Adapun alat berat yang tiba pada 21 Juni lalu, yakni 15 unit buldozer, 2 excavator, 2 dumtruck, 2 pick up, dan 2 loader, 2 logging trailer.

Dan pada hari ini, Kamis, 29 Juni 2017, adalah hari terakhir kesempatan PT KJJ untuk memindahkan alat berat tersebut. Namun, deadline sudah habis dan manajement PT KJJ tidak mengindahkannya, memicu spontanitas sekitar 600 masyarakat Pulau Jemaja bergerak menuju Pulau Telapan, Kecamatan Jemaja Timur dan langsung membakar alat berat milik PT KJJ.

Pada kesempatan itu, berkisar pukul 11.00 WIB, Wakil Bupati Anambas dan jajaran Polres Anambas telah berupaya melakukan perundingan dengan masyarakat Pulau Jemaja. Namun masyarakat tidak memberikan toleransi, dan menganggap PT KJJ merupakan mafia kayu yang ingin mendatangkan bencana bagi masyarakat Pulau Jemaja.

"Kami telah bersabar, dan kami sudah memberikan waktu satu minggu kepada PT KJJ agar segera memindahkan alat berat ini. Namun, mereka (PT KJJ) tak mengindahkan itu, maka jangan salahkan kami membakar semua alat berat dan seluruh aset mafia kayu (PT KJJ) itu," ujar sejumlah masyarakat dan menolak perundingan yang ditawarkan oleh Wakil Bupati Wan Zuhendra.

Masyarakat tidak ingin kehidupan di Pulau Jemaja diganggu oleh orang asing. Masyarakat juga mengakui bahwa pihaknya tidak anti investor, namun dengan tujuan yang jelas.

"Kalau mafia kayu yang ingin berinvestasi, kami masyarakat semua menolak. Kalau investasi mengenai pariwisata dan perikanan, kami siap mendukung," seru masyarakat lagi.

Wakil Bupati Wan Zuhendra juga sudah memohon agar masyarakat menciptakan kondisi yang kondusif dan tidak melakukan pembakaran alat berat.

"Kita bisa lakukan perundingan, setiap masalah pasti ada solusinya. Saya dan Pak Kapolres sudah berdiskusi mengenai alat berat ini, solusinya kita police line semua alat berat ini, dan tidak boleh beraktivitas," tegasnya.

Namun, warga tetap menolak dan terus bergerak menuju alat berat milik PT KJJ untuk melakukan pembakaran. Meski telah dihadang oleh aparat keamanan, warga tetap lolos karena jumlah personil tidak sebanding.

Selama 3 jam api aktivitas, seluruh alat berat milik PT KJJ yang berada di Pulau Telapan hangus terbakar, dan tinggal rangka dan mesin. Kemudian masyarakat bergerak menuju lahan pembibitan PT KJJ seluas kurang lebih 1 hektare. Di sini, mereka kembali membakar semua posko.

Selanjutnya masyarakat bergerak menuju Kantor PT KJJ yang berada di Desa Bukit Padi, dan semua aset yang berada di dalamnya pun dikeluarkan dan dibakar. Puluhan karung polybag, puluhan kardus obat-obatan, cangkul, dan 2 unit motor KLX hangus terbakar.

Dan terakhir, 2 unit lori putih dan 1 unit tracktor yang berada di rumah Amir Fikri di Desa Bukit Padi juga langsung dibakar.

"Kami tidak butuh barang-barang milik PT KJJ ini, lebih baik kami bakar saja,"seru masyarakat seraya membubarkan diri.

Editor: Dardani