Musim Utara Tiba, Sembako di Anambas Langka dan Harga Melonjak
Oleh : Fredy Silalahi
Senin | 26-12-2016 | 10:52 WIB
Angin-Kencang.jpg

Ilustarasi musim utara tiba. (Foto: Ist)

BATAMTODAY.COM, Anambas - Memasuki musim utara, transportasi dari dan menuju Anambas terhenti. Kondisi seperti ini selalu terjadi dipenghujung tahun, hingga awal tahun. Salah satu keresahan masyarakat yaitu, sulitnya mendapatkan Sembako.

 

Nurcahya, salah satu pedagang nasi mengatakan, sulitnya mencari bumbu dapur dan kebutuhan pokok lainnya membuat harga semakin tidak terkontrol.

"Harga cabai tembus Rp180.000 per kilogram, biasa harga cabai hanya Rp80.000 per kilogramnya. Sementara harga bawang merah, biasa Rp25.000 per kilogram naik menjadi Rp35.000 per kilogram. Sedangkan daging ayam sangat langka," ujarnya, Senin (26/12/2016).

Dia mengakui, kelangkaan dan melonjaknya harga kebutuhan tersebut terjadi dipenghujung dan awal tahun. Di mana musim utara (cuaca yang tak terprediksi serta angin kencang), moda transportasi menjadi terhenti.

"Hal ini setiap tahun pasti terjadi, masyarakat hanya menunggu kehadiran KM Bukit Raya membawa kebutuhan pokok. Sedangkan Fery cepat dan kapal kargo tak akan beroperasi karena sudah memasuki musim Utara," jelasnya.

Nurcahya menyayangkan,sikap Pemerintah yang membidangi kebutuhan pokok seperti Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi UKM (Disperindagkop UKM) Anambas tidak menjalankan tugas dan fungsinya untuk mengawasi dan menjaga ketersediaan bahan pokok. Menurutnya, agar hal tersebut tidak terulang lagi, pemerintah harus campur tangan.

"Setiap tahun hal ini selalu terjadi,apa salahnya bila Pemerintah turun tangan mengatasi masalah ini. Situasi ini, pemerintah tak memperhatikan masyarakat," kesalnya.

Sementara,Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Disperindagkop UKM Kabupaten Kepulauan Anambas, Usman mengatakan, intervensi di pasar dapat dilakukan bila Perusahaan Daerah (Perusda) dimanfaatkan untuk menyalurkan dan menjaga kebutuhan pokok ke masyarakat.

"Kami menjalin kerja sama dengan Subkon Pelindo untuk memasok kebutuhan pokok di Anambas. Tetapi mereka (Subkon Pelindo) ingin satu pintu, yaitu melalui Perusda. Tetapi Perusda yang disini kita tahu sendirilah bagaimana kondisinya. Kalau Perusda dimanfaatkan, maka kelangkaan barang pokok ketika cuaca buruk dapat teratasi,bahkan secara perlahan harga barang pokok bisa menurun," jelasnya.

Dia juga menegaskan,bahwa hukum pasar sangat sensitif terjadi di Anambas mengingat rentang kendali. "Bila ketersediaan barang melonjak,maka harga akan bersaing. Namun, bila barang langka, maka harga semakin tinggi," tegasnya.

Sebelumnya Bupati Kabupaten Kepulauan Anambas,‎ Abdul Haris ketika berpidato di sidang paripurna, menyinggung bahwa pihaknya menunggu masa kepemimpinan direksi Perusda habis.

"Waktunya tak lama lagi,2017 masa direksi Perusda akan habis. Mudah-mudahan, direksi yang baru bisa mengelola Perusda sebaik mungkin,"singgungnya.

Editor: Dardani