Pejabat yang Datang Cuma Tebar Janji Manis

Dusun Kusik Korban PHP Pejabat Pemkab Anambas
Oleh : Fredy Silalahi
Senin | 05-12-2016 | 14:38 WIB
Dusun-Kusik.gif

Beginilah situasi Dusun Kusik, Kecamatan Jemaja yang masih terisolir dan korban PHP Pemkab Anambas (Foto: Fredy Silalahi)

BATAMTODAY.COM, Anambas - Dusun Kusik merupakan sebuah kampung yang berjarak 7 kilometer dari Desa Rewak dan berjarak 14 kilometer dari ibu kota Kecamatan Jemaja, Letung. Akses menuju Kusik juga sangat memprihatinkan. Dusun tersebut berdiri sejak 1983, namun saat ini hanya ada jalan setapak.

Selain itu, listrik dan air bersih juga sangat kesulitan. Meski telah berkisar 33 tahun dusun tersebut berdiri, masih benar-benar terisolir dan perhatian Kepala Desa Rewak, Camat Jemaja, hingga Pemerintah Kabupaten Kepulauan Anambas sama sekali tidak ada.

Mirisnya lagi, ‎pada ajang Pemilihan Kepala Daerah dan Pemilihan Legislatif, dusun tersebut selalu dikunjungi oleh calon kepala daerah maupun calon legeslatif, dan selalu menanyakan keluhan utama warga Kusik. Para calon pun tak lupa melontarkan janji untuk memenuhi kebutuhan warga. Dengan kata lain, para calon tersebut hadir sebagai pemberi harapan palsu (PHP).

Anak-anak Dusun Kusik yang bermain di halaman (Foto: Fredy Silalahi)

"Kampung kami ini selalu dikunjungi menjelang Pilkada maupun Pileg, dan mereka-mereka berjanji akan memenuhi kebutuhan listrik, air bersih, pelabuhan dan akses jalan. Namun setelah menang (menjabat), mereka sudah lupa akan janji-janji yang diucapkan ketika berkunjung ke sini," kata Muhammad Sait, Ketua RT Kusik sekaligus pendiri Dusun Kusik, Senin (5/12/2016).

Bapak 3 anak itu menerangkan, saat ini ada 3 pejabat legeslatif yang menduduki gedung DPRD Anambas dari Dapil Jemaja untuk periode 2014-2019‎, namun tak satupun pejabat tersebut menepati janji-janjinya. Padahal sudah hampir 2 tahun menduduki kursi di DPRD Anambas.

Pak Abdul Haris-Wan Zuhendra ketika berkunjung ke sini, banyak janji yang dia ucapkan, tetapi hingga saat ini belum ada perbuatannya. Bahkan, baru-baru ini pak Wakil, Wan Zuhendra datang ke mari beserta beberapa dinas terkait, tetapi datang ke sini cuma makan saja, tak ada sedikitpun yang ditanyakan tentang keluhan warga Kusik," keluhnya.

Saat ini,lanjut Sait, pihaknya mendapat air dari sumur yang digali oleh warga, namun hal tersebut hanya untuk keperluan mandi maupun menyuci, sedangkan untuk kebutuhan air bersih pihaknya membeli air galon isi ulang.

Ketua RT Dusun Kusik, Muhammad Sait (Foto: Fredy Silalahi)

Sedangkan kebutuhan listrik, pihaknya tetap bertahan menggunakan satu mesin generator yang dibeli pada tahun 2000 lalu dan hanya mampu mengaliri listrik selama 4 jam per hari.

"Kalau musim kemarau, kami sangat kesulitan mendapat air. Bahkan untuk mandi pun susah. Saat ini, alhamdulillah karena udah mulai musim hujan‎, sumur air ada banyak lah, tetapi itu untuk kebutuhan 22 KK warga Kusik," ungkapnya.

Nah, kalau musim kemarau, warga Dusun Kusik terpaksa mengambil air dari Pulau Terdun menggunakan pompong. Sementara untuk listrik, pada tahun 2000, Muhammad Sait harus berusaha keras ke Malaysia membeli mesin. Itulah yang hingga saat ini masih bertahan, kurang lebih sudah 16 tahun.

"Hanya itulah modal untuk memenuhi kebutuhan listrik, sampai saat ini belum ada niat pemerintah menarik kabel dari mesin pembangkit listrik yang berada di Rewak," ungkapnya lagi.

Dia sangat berharap , pemerintah yang saat ini sudah menduduki jabatan bisa memperhatikan kebutuhan warga Kusik, terhadap kebutuhan listrik, air bersih, akses jalan dan pelabuhan.

"Kalau pelabuhan, sudah layak dibeton, karena pelabuhan itu sehari-hari digunakan oleh siswa sekolah, guru dan masyarakat Desa Sunggak, Impul dan Keramot. Anak sekolah banyak menuju Letung menggunakan pelabuhan ini, demikian juga dengan guru," ujarnya.

"Harapan kami, tolonglah janji yang dilontarkan ditepati, seperti mesin bor untuk kebutuhan air bersih, mesin pembangkit listrik dan pembangunan jalan dan pelabuhan. Itu saja sudah cukup," ujar Sait dengan penuh harapan seraya mengatakan Dusun Dapan yang berdekatan dengan Kusik tersebut mengeluhkan hal yang sama.

Editor: Udin