Harga Cabai di Tarempa Ditentukan di Tanjungpinang
Oleh : Freddy Silalahi
Jum'at | 11-11-2016 | 17:38 WIB
cabai-merah.gif

Ilustrasi

BATAMTODAY.COM, Anamabas - Tingginya harga cabai di Tanjungpinang sangat berpengaruh di Tarempa, Ibukota Kabupaten Kepulauan Anambas. Pasalnya, para pedagang di Pasar Tradisional Tarempa mendatangkan cabai maupun bumbu dapur dari Tanjungpinang menggunakan kapal fery cepat Tanjungpinang-Tarempa.

Nurbaya salah satu pedagang bumbu dapur mengatakan,harga cabai merah yang tembus Rp 130.000 per Kilogram dipengaruhi stok cabai di Tanjungpinang minim.

"Sebelumnya harga cabai merah berkisar Rp 90.000 per kg karena cabai di Tanjungpinang juga mahal, kami jual segitu(Rp 130.000) per kg, "ujar pedagang,Jumat(11/11/2016).

Nurbaya mengaku harga cabai hijau dan rawit juga mengalami kenaikan. Semula harga Rp 60.000 per kg menjadi Rp 70.000 per kg/

"Karena harga cabai merah tinggi,ibu-ibu berpaling menggunakan cabai hijau. Kalau harga bawang putih masih normal Rp 45.000 per kg, bawang merah Rp 20.000 per kg, sayur-sayuran masih Rp 5.000 satu ikat. Kalau daging sapi Rp 155.000 per kg, sedangkan harga daging ayam Rp 55.000 per kg. Cuma cabai aja yang mahal karena dari Tanjungpinang juga mahal,"jelasnya.

‎Sementara ibu rumah tangga yang didapati sedang belanja bumbu dapur, Ira mengeluh dan terpaksa menggunakan cabai hijau maupun cabai merah kering untuk memasak.
"Hargai cabai merah sangat mahal,saya terpaksan membeli cabe hijau kadang beli cabai merah kering," ujarnya seraya mengatakan harga cabai mengalami kenaikan seminggu terakhir ini.

‎Sementara harga kebutuhan pokok seperti beras dan gula mengalami penurunan harga. Salah satu pedagang menguraikan harga beras cap citra semula Rp 365.000 per karung(25 kg) menjadi Rp 360.000 perkarung dan beras cap panda semula Rp 360.000 perkarung(25 kg) menjadi Rp 150.000 perkarung.

"Harga gula mengalami penurunan Rp 10.000 perkarung(50 kg) yakni Rp 560.000 menjadi Rp 550.000,minyak goreng masih tetap Rp 22.000 perliter dan telur ayam tetap Rp 45.000 perpapan,"urainya.

Editor: Surya