Anggaran SPAM Membengkak Jadi Rp30 Miliar, Masyarakat Siantan Belum Nikmati Air Bersih
Oleh : Fredy Silalahi
Rabu | 28-09-2016 | 16:26 WIB
IMG_20160928_143713.jpg

Meteran air yang akan dipasang di 500 rumah warga Siantan, tapi terkesan formalitas karena masyarakat belum dapat menikmati air bersih. (Foto: Fredy Silalahi)

 

BATAMTODAY.COM, Anambas - Pemasangan pipa dan meteran pada proyek Sistem Pengolahan Air Minum (SPAM) Kecamatan Siantan Kabupaten Anambas telah menghabiskan anggaran sekisar Rp28 miliar untuk tahap awal. Proyek multiyers (tahun jamak) tersebut, kambali mendapat tambahan dana berkisar Rp2,4 miliar dari APBD 2016.

 

Namun, proyek yang berjalan sejak tahun 2014 tersebut, belum bisa dimanfaatkan masyarakat Kecamatan Siantan dengan maksimal.

Sementara itu, Ketua Ikatan Karang Taruna Masyarakat Tanjung (Ikamata), Ahmad mengatakan,‎ meski hujan deras air yang berasal dari SPAM tidak mengalir. Rutinitas air bersih yang mengalir antara 3 sampai 5 hari, dengan tempo paling lama 30 menit.

"Keseringan tempo 30 menit itu tidak sampai, bahkan hanya 10 menit saja mengalir. Tentu masyarakat tidak sempat menampung,yang parahnya lagi,meski mengalir‎ kebutuhan sehari tetap tidak terpenuhi,"ujarnya,Rabu(28/09/2016).

Ditempat terpisah,salah satu warga Tarempa,Wawan mengatakan,pihaknya lebih memilih mengandalkan pipa yang dikelola manual oleh pihak Kecamatan. Pasalnya,bila hujan turun,air akan mengalir kerumah warga.

"Air yang dikelola kecamatan hanya bermodalkan pipa dan bak penampung, kalau bak penampung terisi air, maka air itu akan mengalir. Padahal air itu tidak dibantu mesin pemompa. Sementara, proyek SPAM yang telah memakan dana berkisar Rp30 miliar itu,sama sekali tidak bermanfaat bagi masyarakat. Kesannya, proyek itu hanya menghabis-habiskan uang negara yang tidak tepat sasaran," terangnya.

Pada 17 Juni 2016 lalu, pihak Dinas Pekerjaan Umum(PU) mengadakan rapat dengar pendapat (RDP) dengan DPRD, untuk mengusulkan penambahan dana optimalisasi pemasangan SR (meteran air) berkisar Rp2,4 miliar. Pasalnya, per 6 Juni 2016 lalu, masa pemeliharaan dari kontraktor telah habis. Maka pengelolaan SPAM tersebut, kini dibawah naungan Dinas PU.

Tidak dapat dipungkiri, pemasangan meteran air kerumah warga terkesan hanya formalitas saja. Karena SPAM tersebut belum bisa beroperasi maksimal.

Seorang pekerja pemasangan meteran air‎ untuk tahap kedua dengan menggunakan anggaran berkisar Rp2,4 miliar, Lutfy mengatakan pihaknya akan memasang 500 unit meteran ke rumah-rumah warga.

"Sebelum memasang meteran, kami terlebih dahulu mengganti pipa yang sudah rusak pada pengerjaan tahap awal. Karena pipa tahap awal itu,kualitasnya tidak bagus, sehingga banyak yang pecah,dan pemasangan pipa pada tahap awal itu juga asal-asalan. Kami sudah banyak mengganti pipa yang dipegang oleh kontraktor pertama,‎" terangnya.

Editor: Dardani