Dinding Bangunan RSUD Tarempa yang Retak Ditambal Pakai Semen
Oleh : Alfredi Silalahi
Jum'at | 24-06-2016 | 12:54 WIB
tambal-retak.jpg

Seorang pekerja menambal keretakan di RSUD Tarempa. (Foto: Fredi)

BATAMTODAY.COM, Tarempa - Dinding bangunan Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Tarempa Tipe C yang bolong dan retak, kini hanya ditambal sulam menggunakan pasir dan semen seadanya.

Salah satu ‎pekerja, Benny mengatakan, dirinya hanya mengikuti instruksi dari manajer kontraktor untuk menambal dinding yang bolong.

"Ini masih pemeliharaan,dan akhir bulan ini masa pemeliharaan habis. Bagian dalam ruangan yang bolong juga sudah ditambal, lantai atas yang belum ditambal," ujarnya, Jumat (24/6/2016).

Sangat disayangkan ,RSUD Tipe C tersebut telah menghabiskan dana kurang lebih Rp10 miliar. Namun, pembangunannya tidak sesuai spek dan bisa membahayakan penggunanya. Banyak dinding yang bolong dan retak.

Sementara, pengawas PT Rajawali Sakti Kalbar sebagai kontraktor pelaksana‎, Atut, mengatakan pihaknya sudah bekerja sesuai dengan instruksi Dinas Pekerjaan Umum(PU).

Dia menjelaskan, setiap bangunan yang berada di atas laut pasti retak. Dan RSUD tersebut, berdiri di atas timbunan pasir Water Front City (WFC) Tarempa.

"Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) dan Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan (PPTK) proyek ada di Dinas PU, kami hanya kerja sesuai perintah mereka‎. Dan perlu diketahui, setiap bangunan yang berdiri di atas laut pasti retak, dan bangunan itu berdiri di atas timbunan pasir," tegasnya.

‎Hal tersebut, menjadi pertanyaan masyarakat Anambas. Pasalnya RSUD Tipe C tersebut, masih dalam masa pemeliharaan, namun sudah retak dan bolong sebelum difungsikan.

Salah satu tokoh masyarakat Anambas, Fhadil Hasan menilai pendirian rumah sakit di atas WFC itu sudah salah sejak awal, bukan hanya itu saja dari perencanaannya juga sudah tidak matang dan terkesan dipaksakan. Bisa dilihat tentunya pembangunan di atas WFC yang notabene adalah timbunan pasir tentunya akan turun sehingga menyebabkan bangunan retak dan bolong.

"Problem lain coba diperhatikan rumah sakit tersebut dari depan, ada kemiringan pada rumah sakit itu," ujarnya.

Fhadil juga mengungkapkan kalau perencanaan rumah sakit itu tidak matang salah satunya adalah pembangunan rumah sakit tanpa tempat pembuangan limbah (IPAL). Padahal tempat pembuangan limbah merupakan sarat mutlak dari sebuah rumah sakit mau tipe apapun.

"Ini sangat unik, tentu untuk membangun tempat pembuangan limbah pasti menggunakan lahan WFC lagi. Limbah rumah sakit sakit merupakan limbah B3 yang berbahaya dan tidak mungkin dibuang kelaut. Dan yang menjadi pertanyaan adalah WFC itu untuk apa peruntukkannya,"jelasnya.‎

Editor: Dodo