Plastik Berbayar Akan Diterapkan di Anambas
Oleh : Fredy Silalahi
Jum'at | 01-04-2016 | 10:38 WIB
Kepala_Dinas_BLH,Zukhrin_saat_diwawancarai_dikantornya.JPG
Kepala BLH, Zukhrin (Foto : Fredy Silalahi)

BATAMTODAY.COM, Anambas - Pemerintah Kabupaten Kepulauan Anambas berusaha untuk menerapkan pengurangan penggunaan plastik yang mengakibatkan sampah yang bertumpuk di Tempat Pembuangan Akhir(TPA) sampah dan berserakan di laut. Sebab sampah plastik yang sangat susah dimusnahkan dan berbeda dengan sampah kertas yang mudah melebur.

Kepala Badan Lingkungan Hidup Anambas, Zukhrin mengatakan, pihaknya akan study ke DKI Jakarta atau ke Riau yang telah menerapkan plastik berbayar. Hal ini dikatakannya untuk penertiban dan pengurangan plastik yang digunakan masyarakat Anambas.

"Kita upayakan study ke kota yang telah menerapkan itu, kan perlu pembelajaran dulu. Kita tahu kalau peleburan plastik itu kan ada zat kimianya yang bisa merusak karang di laut dan karang itu akan rapuh," katanya Jumat (1/4/2016).

Zukhrin menambahkan, sampah plastik sangat dominan dan mencapai 6 kubik hingga 8 kubik perharinya dan sampah tersebut berasal dari rumah tangga dan pusat pasar tradisional Anambas. Pihaknya juga telah memisahkan sampah plastik dan sisa makanan yang berada di TPA.

"Sesuai data yang kita himpun dan dilihat pada tempat pembuangan sampah, plastik ini sangat dominan bisa mencapai kurang lebih 2 ton. Kita pelajari dulu polanya untuk mengganti plastik ini. Apakah menggunakan tas atau daur ulang kembali. Petugas kita di TPA sudah menyortir plastik dan sisa makanan dan sisa makanan itu kita olah menjadi kompos," tambahnya.

Zukhrin juga menegaskan, lahan untuk tempat pembuangan sampah sangat dibutuhkan. Sebab tumpukannya telah melebihi batas. BLH sendiri dikatakannya hanya bagian pengelola, untuk masalah fisik ada pada bagian Pekerjaan Umum (PU).

"Untuk lahan TPA sekarang hanya 30 meter x 40 meter. Kita butuh lahan luas sekitar 2 hektar hingga 10 hektar. Kalau ini tidak terlaksana, suatu saat ini akan menjadi masalah. BLH ini memegang tiga tugas diantaranya Adiwiyata, Adipura dan Bank Sampah. Kita hanya pengelola aja, kalau fisiknya itu ada pada PU," tegasnya.

Zukhrin menjelaskan, ada sampah yang sangat susah dileburkan dan setiap harinya bertambah. Bahkan untuk mengatasinya perlu alat pemanas tinggi untuk peleburannya.

"Popok bayi ini sangat susah dibakar, ditanam juga tidak lapuk. Nah, popok ini bisa dileburkan dengan  incinerator pemanas tinggi. Kalau pakai itu bisa dileburkan, tapi dana kita tidak ada. Bahkan untuk mengelola tiga tugas itu dananya juga sangat kecil," jelasnya.

Editor : Udin