Tiga Tahun Terbengkalai, KLK Anambas Butuh Perhatian Pemerintah
Oleh : Fredy Silalahi
Kamis | 17-03-2016 | 20:17 WIB
KLK_Anambas.JPG
3 tahun terbengkalai, kondisi KLK Anambas ini memprihantinkan (Foto : Fredy Silalahi) 

BATAMTODAY.COM, Anambas - Sejak 2014 hingga 2016, Kursus Latihan Kerja (KLK) vacum, sehingga masyarakat Desa Antang Kecamatan Siantan meyayangkan terbengkalainya fasilitas negara tersebut. Sebab sudah tiga tahun ini, kantor serta fasilitas yang ada, tidak terawat. Bahkan mesin las, bubut dan tosa ditutupi oleh semak belukar

Salah seorang warga Desa Antang, Ruddin mengatakan, kondisi kantor KLK tidak terawat. Bahkan kegiatan sudah lama tidak ada. Hanya semak belukar yang ada di sekitar kantor dan jarang ditebas.

"Sangat tidak enak dipandang mata, disekeliling kantor semak semua, jarang ditebas bahkan seperti tidak berpenghuni. Sudah lama kami tak melihat ada kegiatan disana. Ya, paling tidak ada perawatanlah terhadap lahan itu," katanya Kamis, (17/03/2016).

Namun ketika meninjau kelapangan, istri Iskandar (instruktur KLK), Mega yang tinggal di KLK mengatakan, sudah lama tidak ada kegiatan, karena anggaran tidak ada. Mega mengaku, semak belukar yang ada di sekitar KLK, baru baru ini telah ditebas.

"Kami tinggal disini, sambil menjaga kantor ini. Kami juga baru menebas rumputan itu, karena tidak ada kegiatan, rumputnya cepat panjang," kata Mega.

Kepala Bidang Pelatihan dan Penempatan Tenaga Kerja Disnaker Anambas, Samad membenarkan selama tiga tahun KLK vacum. Sebelumnya ia juga telah mengusulkan agar pelatihan tersebut kembali dibuka.

"ya benar, sejak 2014 hingga 2016 kegiatan vacum. Sejak 2014-2015 kita telah mengusulkan ke Pemerintah agar ada pelatihan, namun gagal karena terhambat pada dana anggarannya," terangnya.

Samad menambahkan, pada tahun 2015 lalu, pihaknya telah mengusulkan untuk membuka kembali pelatihan bubut, las serta otomotif. Yang sudah pernah dilatih sebelumnya, bisa diandalkan.

"Pada tahun 2015 kita telah mengusulkan untuk pelatihan bubut,las dan otomotif. Untuk bubut, kita usulkan kembali agar bisa membuat souvenir dari pohon kelapa yang sudah tua. Untuk las, kita latih kembali untuk lebih terampil serta kita dibuatkan sertifikasi agar bisa bekerja di perminyakan. Sedangkan untuk otomotif, kita kembali melatih mekanik perbengkelan sepeda motor seperti yang sebelumnya kita lakukan," jelasnya.

Lebih jauh Samad menerangkan, sebelumnya telah mengusulkan status KLK untuk dinaikkan menjadi Balai Latihan Kerja (BLK), namun gagal. Sebab belum bisa memenuhi syarat yang diberikan.

Adapun syarat untuk merubah status jadi BLK diantaranya lahan 2 hektar, UPT harus sudah dibentuk, instruktur serta moratorium daerah untuk didirikannya BLK harus memiliki 3 workshop.

"Kita sudah pernah coba ke Pusat agar KLK terlepas dari Dinas Tenaga Kerja (Disnaker). Statusnya menjadi BLK agar bisa lebih berkembang serta bisa bekerja sama dengan BLK yang ada di kota lain, seperti di Serang, Jakarta, Banten. Disana BLK-nya bagus-bagus semua, kita kerjasama dengan mereka untuk menurunkan instruktur dan pelatih dari sana.Namun kita gagal kemarin menaikkan status KLK jadi BLK karena syarat syarat itu belum terpenuhi serta terkendala pada anggaran," tegasnya.

Namun,tambah Samad untuk tahun 2016 pihaknya akan mengikuti kegiatan pelatihan keluar daerah."Kita akan berangkat ke Cepu, Kabupaten Blora, Jawa Tengah pada tanggal 22/03/2016, karena acaranya pada tanggal 26/03/2016. Berangkatnya harus dipercepat, karena transportasi kita tidak menentu. Jumlah kita kesana berkisar 15 orang," tutupnya.

Editor : Udin