Waduk Masih Dinormalisasi

Mesin SPAM Belum Optimal, Warga Siantan Sibuk Tadah Air Bersih
Oleh : Fredy Silalahi
Senin | 30-09-2019 | 11:04 WIB
tampung-air-bersih.jpg
Warga Siantan, Anambas saat menampung air bersih akibat distribusi dari SPAM belum lancar. (Foto: Fredy Silalahi)

BATAMTODAY.COM, Anambas - Meski sudah seminggu diguyur hujan, sejumlah warga Kecamatan Siantan masih menampung air untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Kejadian tersebut diduga akibat mesin Sarana dan Prasaran Air Minum (SPAM) yang dikelola Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (DPUPR) melalui UPT SPAM belum bisa mendistribusikan air melalui pipa yang telah terpasang di rumah warga.

"Kami tidak tahu, apakah air yang belum mengumpul di bak penampungan atau memang mesin SPAM masih rusak. Yang kami rasakan saat ini, kami harus menampung air bersih meski sudah turun hujan," kata Adam salah satu warga Kelurahan Tarempa, Rabu (30/9/2019).

Kejadian tersebut juga turut dirasakan oleh warga Tanjung Tengah, yang setiap hari mengharapkan air bersih dari tangki penampung DPUPR. Dan kenyataannya, sampai Minggu (29/9/2019) kemarin, mobil DPUPR masih sibuk mendistribusikan air pada tangki penampung yang telah disediakan.

Kepala UPT SPAM Siantan, Zulkarnain membenarkan kondisi tersebut. Pihaknya masih melakukan pendistribusian air bersih dengan mengisi tangki penampung yang telah disediakan. Hal itu dilakukan karena mesin SPAM belum optimal.

"Kita masih melakukan pendistribusian air dengan menggunakan mobil dinas. Ini dilakukan karena mesin SPAM belum optimal. Mesin yang sebelumnya dikabarkan rusak sudah diperbaiki, dan sudah ada juga mesin yang baru," terang Zulkarnain.

Selain itu, kendala pendistribusian air bersih melalui SPAM yaitu kondisi waduk yang masih tahap normalisasi. Sehingga belum ada sumber air yang disalurkan kepada warga.

"Dua waduk yang selama ini menjadi andalan SPAM masih tahap normalisasi. Sehingga kedua waduk ini belum bisa menampung air. Solusinya kita masih melakukan pendistribusian secara manual selama waduk masih tahap normalisasi," ucapnya.

Editor: Gokli