Peningkatan Akses Telekomunikasi Anambas Selama 5 Tahun Terakhir
Oleh : Alfredy Silalahi
Rabu | 14-08-2019 | 19:40 WIB
akses-telekomunikasi-anamba.jpg
Warga Anambas sedang menggunakan telepon seluler. (Foto: Alfredy)

BATAMTODAY.COM, Anambas - Kabupaten Kepulauan Anambas merupakan sebuah wilayah terdepan, terluar dan tertinggal di Provinsi Kepulauan Riau (Kepri) yang dihuni 45.326 jiwa penduduk (data BPS 2015).

Menyandang gelar kepulauan, Anambas memiliki 255 pulau, dan hanya 26 pulau saja berpenghuni. Itu pun terbagi di 9 kecamatan, 52 desa dan 2 kelurahan.

Berpisah antar pulau, tentu butuh sebuah wadah atau perantara untuk menjalin silaturahmi penduduk. Kalau dahulu banyak masyarakat lebih mengandalkan komunikasi tatap muka, berarti ada perjuangan dengan mengayuh kapal.

Namun di zaman teknologi sekarang, komunikasi tatap muka itu sudah jarang terjadi, mungkin itu terjadi ketika ada hajatan saja. Itu disebabkan oleh tingginya antusias warga Kepulauan Anambas menggunakan telepon seluler berbagai tipe.

Berbicara telepon seluler, maka tidak terlepas dari infrastruktur pendukung, yaitu base transceiver station (BTS). Memang sejumlah wilayah di Kepulauan Anambas sudah berdiri BTS milik provider. Tetapi belum menyeluruh, hanya pulau-pulau besar seperti Pulau Siantan, Pulau Palmatak dan Pulau Jemaja.

Bagaimana dengan pulau kecil? Untuk itulah Pemda Anambas berkoordinasi dengan Pemerintah Pusat melalui Kementerian Komunikasi dan Informatika, agar pulau-pulau kecil tidak terisolasi akan akses telekomunikasi.

Melalui program universal service obligation (USO), Pemda Anambas mendapat 7 menara BTS dan 7 menara BTS dari Telindo.

7 menara USO dan 7 menara Telindo dibangun oleh Menkominfo dari program Balai Penyedia dan Pengelolaan Pembiayaan Telekomunikasi dan Informatika (BP3TI) atau Badan Aksesibilitas Telekomunikasi dan Informasi (tranformasi BP3TI menjadi BAKTI tahun 2018. Dikelola oleh operator dan jaringan yang dipasang hanya 2G. Artinya masyarakat hanya bisa menggunakan voice dan pesan singkat (SMS). Dan perlu diketahui program USO dan Telindo ini terfokus pada wilayah 3T (tertinggal, terluar dan terdepan).

"Sementara menara BTS yang dibangun oleh operator sudah mencapai angka 30. Artinya dari seluruh BTS yang ada, sudah 92 persen wilayah Kepulauan Anambas mendapat akses telekomunikasi. Sementara 8 persen lagi setara dengan 6 desa yang punya akses lemah, itupun pancaran dari desa tetangga," kata Japrizal, Kepala Dinas Komunikasi Informatika dan Statistik Kabupaten Kepulauan Anambas, Rabu (14/8/2019).

Letak geografis Kepulauan Anambas yang terdiri dari pulau-pulau, membuat Diskominfo berpikir panjang. Karena 1 BTS dengan radius 2-3 kilometer tidak bisa menembus desa disekitarnya, karena terhalang bukit.

"Letak geografis Kepulauan Anambas memang sulit kalau dari sisi operator, dan hasil survei mereka 1 desa harus memiliki 1 BTS, sehingga mereka banyak pertimbangan untuk menambah menara. Maka kami dari Pemda fokus mengejar program USO di Kemenkominfo. Dan program Kemenkominfo itu memang untuk mengurangi kesenjangan akses telekomunikasi di daerah 3T," ucapnya.

Seiring dengan perkembangan zaman dan cepatnya laju informasi, masyarakat Kepulauan Anambas yang berada di pulau-pulau kecil tentu tak ingin ketinggalan. Usulan untuk peningkatan akses telekomunikasi dari desa selalu dilayangkan ke Dinas Komunikasi Informatika dan Statistik.

Dengan rasa tak jemu-jemu, akhirnya Pemda kembali berkunjung ke Kemenkominfo. Dan ketepatan pada saat itu sedang galaknya program Kemenkominfo membangun kemerdekaan akses internet di daerah terluar, terdepan dan tertinggal.

"Kurun waktu 2015 hingga 2018, sudah ada 81 titik VSAT Wifi Nusantara. Dan ini memang komitmen Pemerintah Pusat memerdekakan akses internet di wilayah perbatasan. Sebanyak 81 titik VSAT itu untuk pelayanan publik yang meliputi Kantor Desa, Kantor Camat, Sekolah, dan Puskesmas serta tempat wisata. Ini diakui sangat bermanfaat bagi masyarakat pulau-pulau kecil di Anambas. Dan semua warga bisa menikmati Wifi Nusantara. Dan tahun 2019 ini rencananya ada 22 titik lagi yang akan dibangun VSAT di Anambas, ini bagi daerah yang benar-benar tak terjangkau akses internet," jelasnya.

Tidak berhenti di situ saja, kini Kabupaten Kepulauan Anambas mendapat program Palapa Ring Barat yang didukung jaringan kabel serat optik. Yang tujuannya menghubungkan kabupaten/kota di seluruh Indonesia.

Tepatnya, Senin (26/3/2018) lalu Menkominfo, Rudiantara telah meninjau proyek PRB di Kepulauan Anambas. Dan benar saja, pada saat itu kualitas 3G meningkat menjadi 4G. Dan itu bertahan sampai saat ini.

"Peningkatan akses telekomunikasi itu benar-benar terjadi secara bertahap. Tentu itu semua atas perhatian Kemenkominfo. Kalau dibandingkan dari tahun 2015 lalu dengan sekarang, sangat banyak peningkatannya," ucapnya.

Japrizal mengakui kalau saat ini peningkatan akses internet masih tertumpu di Ibukota Kepulauan Anambas yaitu Tarempa. Selain masa penjajakan, para operator diakui sedang menyurvei untuk perluasan jaringan.

"Memang semua butuh tahapan, mudah-mudahan secara perlahan wilayah Anambas bisa menikmati internet cepat PRB ini. Kami harap operator tidak terlalu mementingkan sisi bisnis di Anambas, namun bagaimana kita bersama-sama memberikan pelayanan kepada masyarakat," terang Japrizal.

Wakil Bupati Kabupaten Kepulauan Anambas, Wan Zuhendra juga turut mengakui peningkatan akses telekomunikasi di Anambas. Bahkan dia mengimbau masyarakat untuk memanfaatkan akses internet tepat guna.

"Kalau dirunut dari tahun 2015, untuk menelepon kita sangat kesulitan, dan tahun 2016 perlahan ada perbaikan. Kemudian pada tahun 2016, 2017 dan 2018 kita mengeluhkan akses internet, yang membuka WhatsApp berputar-putar, sekarang video call sudah lancar. Semua butuh proses, kita tidak bisa seperti membalikkan telapak tangan. Itu yang harus kita syukuri, dan kita harus memanfaatkan ini sesuai fungsinya. Dan jangan salah guna," ucapnya.

Seperti diketahui saat ini sudah ada 5 operator yang memanfaatkan backbone PRB, itu meliputi Telkom, Telkomsel, XL, Indosat dan Smartfren. Memang itu masih tertumpu di Tarempa, sehingga lahir kecemburuan sosial di tengah masyarakat pulau lainnya.

Kelima operator tersebut diakui telah memainkan peranan masing-masing, seperti Telkom yang sudah melayani pemasangan Indihome, sedangkan Telkomsel, XL, Indosat dan Smartfren telah melayani kualitas 4G.

Editor: Yudha