Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Sebanyak 15.142 Warga Mengungsi Gegara Gunung Agung Berstatus Awas
Oleh : Redaksi
Sabtu | 23-09-2017 | 19:50 WIB
Gunung-Agung-Bali.gif Honda-Batam
Gunung Agung difoto dari udara, beberapa waktu lalu.(Sumber foto: KOMPAS.com)

BATAMTODAY.COM, Karangasem - Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB, Sutopo Purwo Nugroho mengatakan, sejak ditetapkannya status Awas (Level 4) Gunung Agung pada (22/9/2017) pukul 20.30 Wita, ribuan warga dievakuasi. Petugas mengangkut pengungsi ke luar dari daerah berbahaya.

Data sementara yang dihimpun Pusdalops BPBD Bali hingga siang ini tercatat 15.142 jiwa pengungsi yang tersebar di 125 titik pengungsian.

"Pengungsi tersebar di 7 kabupaten di sekitar Gunung Agung," kata Sutopo, Sabtu (23/9/2017) malam.

Di Kabupaten Badung 5 titik (35 jiwa), Kabupaten Bangli 17 titik (465 jiwa), Kabupaten Buleleng 10 titik (2.423 jiwa), Kabupaten Denpasar 6 titik (343 jiwa), Kabupaten Giayar 9 titik (182 jiwa), Kabupaten Karangasem 54 titik (7.852 jiwa), Kabupaten Klungkung 21 titik (3.590 jiwa) dan Kabupaten Tabanan 3 titik (252 jiwa).

Pendataan masih dilakukan oleh BPBD. Diperkirakan jumlah pengungsi masih bertambah.

"Pengungsi berada di GOR, balai desa banjar, rumah penduduk dan kerabatnya. Banyak titik pengungsian menyebabkan distribusi logistik dan bantuan terkendala karena petugas harus menyalurkan ke lokasi pengungsian yang terpencar," ujar Sutopo.

Karena rasa solidaritas yang tinggi sesama masyarakat, banyak yang menawarkan rumah dan bangunannya untuk digunakan sebagai tempat pengungsian seperti yang dilakukan oleh warga yang bisa menampung 50 orang beserta fasilitas air bersih, tempat tidur dan makanan sehari-hari di Pejeng Kangin Tampak Siring.

Begitu juga warga bernama Nyoman Suardika yang menyediakan tempat penampungan ternak di wilayah Besang Kawan Klungkung secara gratis. Bahkan juga menyediakan tempat pengungsian di dekatnya untuk kapasitas 30 orang sehingga bisa mencari pakan ternaknya. Bantuan masyarakat secara swadaya juga banyak dilakukan.

"Ini adalah modal sosial yang luar biasa. Masyarakat secara mandiri dan spontan saling membantu anggota masyarakat yang mengungsi," ujarnya.

Upaya masyarakat ini layak diapresiasi dan didorong agar tidak bergantung pada bantuan pemerintah.

"Pemerintah pasti akan memberikan bantuan kepada para pengungsi namun ada beberapa kendala di lapangan yang sangat dinamis," kata Sutopo.

Sumber: Kompas.com
Editor: Udin