Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Korban Ledakan Kapal Tanker di PT ASL Tanjunguncang Segera Diotopsi
Oleh : Romi Chandra
Jum\'at | 08-09-2017 | 13:50 WIB
Korban-terbakar2.gif Honda-Batam
Salah satu korban yang akan dibawa ke rumah sakit Embung Fatimah (Foto: Yosri Nofriadi)

BATAMTODAY.COM, Batam - Ledakan kapal tanker Gamkonora milik Pertamina yang sedang perbaikan di galangan kapal PT ASL Shipyard Tanjunguncang merenggut lima nyawa pekerja dan satu kritis. Hingga kini, kelima korban meninggal belum diotopsi karena kepolisian masih menunggu dokter forensik.

Kapolresta Barelang Kombes Hengki mengatakan, otopsi harus dilakukan untuk mengetahui penyebab kematian korban.

"Saat kejadian, menimbulkan kepulan asap. Karena itu, kita harus melakukan otopsi, untuk mengetahui apakah korban meninggal akibat menghirup racun, atau terbakar," ujar Hengki, Jumat (8/9/2017).

Ia juga mengatakan, penyidik Sat Reskrim Polresta Barelang telah memanggil dan memeriksa sejumlah saksi atas peristiwa naas tersebut yakni perwakilan pelapor dari PT ASL dan kapten kapal tanker Gankonora mewakili pihak Pertamina.

"Saksi-saksi dari PT ASL dan Pertamina sedang diperiksa penyidik," terangnya.

Kapal tanker Gamkonora milik Pertamina yang sedang perbaikan di galangan kapal PT ASL Tanjunguncang, Kamis (7/9/2017) sekitar pukul 17.00 WIB, meledak dan terbakar. Kejadian ini membuat seluruh karyawan berhamburan ke luar perusahaan untuk meyelamatkan diri.

Akibat kuatnya ledakan tersebut, beberapa karyawan terpental dan jatuh beberapa puluh meter dari lokasi ledakan. Tidak itu saja, lima orang karyawan dilaporkan meninggal dunia dan satu lainnya mengalami luka-luka.

Ledakan diduga berasal dari api las saat pekerja memperbaiki ruang mesin kapal. Salah satu karyawan yang ditemui di lokasi, Masri, mengatakan, ada 6 pekerja yang kritis dibawa ke rumah sakit Embung Fatimah.

"Keenam pekerja yang dibawa ke rumah sakit itu bernama Liwanten Hutagalung, Nimrot Hutagalung, Onik Saputra, Faisal Koto, Rusli Tan dan Milik Majida," ujar Masri.

Editor: Yudha