Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Diam-diam, Harga Garam di Pasar Batuaji Merayap Naik
Oleh : Yosri Nofriadi
Jum\'at | 28-07-2017 | 16:38 WIB
Nur-pedagang-di-Fanindo.gif Honda-Batam
Nur, salah satu pedagang di Pasar Fanindo Batuaji, Jum'at (28/7/2017) (Foto: Yosri Nofriadi)

BATAMTODAY.COM, Batam - Harga garam halus maupun kasar mengalami lonjakan dalam satu pekan terakhir hingga saat ini. Salah satunya yang terjadi di Pasar Tradisional Fanindo, Batuaji. Akibatnya penjual dan konsumen mengeluhkan mahalnya harga garam tersebut.

Tidak diketahui jelas apa penyebab harga garam di ini melambung. Namun pengakuan pedagang, sejak satu minggu ini pasokan dari distributor berkurang. Melonjaknya harga garam ini membuat para pembeli terkejut dan melakukan komplain kepada pedagang.

"Harga garam halus eceran yang biasanya Rp1.000 sekarang dijualnya Rp2.000 per bungkus. Sementara garam kasar yang per bungkusnya Rp4.500 jadi Rp5.500,” ujar Nur, salah satu pedagang di Pasar Fanindo Batuaji, Jum'at (28/7/2017).



Nur mengakui, banyak keluhan dari pembeli terkait kenaikan harga garam tersebut. Namun demikian, dia menilai, meskipun naik, namun harga garam masih dalam taraf terjangkau.

"Keluhan yang masuk terutama karena kenaikan secara tiba-tiba. Tapi tidak tampak ada pengaruh signifikan atas kenaikan harga tersebut," ujar Nur.

Dia mengaku tidak bisa berbuat banyak. Sebab kenaikan harga tersebut sudah terjadi sejak di tangan distributor. "Kita hanya menyesuaikan saja. Dari distributor naik, kita juga naik," ujarnya lagi.



Sementara, penjual masakan Padang, Malin (60), mengaku sempat protes dengan pedagang sembako. Lantaran kenaikan harga garam yang mencapai 70 persen. "Padahal garam itu kan termasuk bahan penting yang harus dipakai saat memasak. Kalau dikurangi nanti rasa makanannya tidak enak," ujar Malin.

Dia juga mengaku kebingungan ketika harga garam mengalami kenaikan. Sebab kalau harus mengurangsi porsi penggunaan garam, konsumen bisa protes. "Kalau dinaikkan harga makanannya nanti pembeli juga akan protes, kalau dikurangi garamnya nanti rasa makanan tidak enak. Serba salah jadinya," ujar Malin.

Editor: Udin