Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Omset Sejumlah Pedagang Pasar Tos 3000 Turun

Harga Cabai Hari Ini Adem Rp 25 Ribu Perkilo
Oleh : sumantri
Kamis | 24-02-2011 | 13:46 WIB
Cabe.jpg Honda-Batam

Salah seorang penjual cabai di Pasar Tos 3000 Jodoh, harga cabai per hari ini turun, namun omset pedagang cenderung berkurang

Batam, batamtoday - Meski harga cabai di level petani di daerah Jawa Timur masih Rp 20.000 per kilo gram, namun Harga Eceran Tertinggi (HET) untuk komoditas paling fluktuatif di pasar tradisional maupun modern ini per 24 Februari 2011, berada di kisaran Rp 25 ribu per kilo gram.

 

 

Empat hari sebelumnya cabai merah masih memanas di kisaran Rp 35-40 ribu per kg. 

Andi, seorang penjual Cabai dan berbagai komoditas pertanian lainnya di Batam menuturkan, penurunan harga cabai ini disebabkan melimpahnya cabai di pasar Batam. Menurut Andi, ini karena pemerintah gagal dalam implementasi pengawasan terhadap produk-produk pasar yang menyasar segmen pasar tradisional.

"Komoditas pangan yang paling aktif naik-turun harga nya adalah cabai, baik cabai merah maupun cabai rawit. Menurut saya seharusnya pemerintah memahami berapa banyak kebutuhan akan komoditas pangan, bagi masyarakat yang ada di Batam, contohnya cabai dan berbagai sayuran, jadi bisa membuat ancang-ancang dan bisa mengendalikan harga pasar dan meminimalisir terjadinya monopoli harga pasar," tegas Andi, kepada batamtoday, Kamis 24 Februari 2011.

Sementara itu, data yang berhasil dihimpun batamtoday, dari pasar Tos 3000 Jodoh, menunjukkan dominasi penurunan harga produk pertanian. Bawang merah, pada hari ini dipatok Rp 17 ribu per kg, turun Rp 3 ribu dari harga sepekan lalu. Kentang dan Tomat, masing-masing bercokol di harga Rp 9 dan Rp 5 ribu per kg. Harga sayur mayur juga ikut-ikutan turun, rata-rata 5 ratus hingga 2 ribu. 

Membanjirnya produk pertanian, yang kurang diimbangi kontrol pasar dari pemerintah, disebut-sebut sebagai penyebab utama turunnya omset pedagang di pasar Tos 3000 Jodoh. Meski turunnya omset tidak terlalu signifikan, tetapi tetap saja membuat pedagang siap siaga terhadap, fluktuasi yang kemungkinan bakal terjadi.

Selain harga yang tidak stabil terhadap produk sayuran primer, kurangnya kontrol dari pemerintah juga rentan berakibat monopoli harga.