Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Investigasi Penyelundupan TKI Via Batam Raih Nominasi Internasional
Oleh : Redaksi
Selasa | 22-05-2018 | 18:04 WIB
bambang-analisa.jpg Honda-Batam
Bambang Riyanto. (Foto: Antara)

BATAMTODAY.COM, Medan - Bersama Reuters, AP dan Wall Street Journal, karya investigasi kolaboratif Bambang Riyanto (wartawan Analisa di Medan) dengan Jhon Seo (wartawan TEMPO di NTT) dan tim dari Malaysiakini.com (Malaysia) tentang perdagangan manusia yang terjadi di antara dua negara, Indonesia dan Malaysia berhasil meraih nominasi di ajang penghargaan pers internasional, SOPA Awards.

Hasil investigasi yang terbit di Majalah TEMPO dan Malaysiakini.com bertajuk "Following the Illegal Indo-M'sia Maid Trade" itu masuk nominasi dalam kategori Excellence in Investigative Reporting, bersaing dengan Reuters berjudul "Duterte's Killer Cops", The Associated Press (AP) "Pulp Giant Tied to Companies Accused of Fires", The Wall Street Journal "China's All-Seeing Surveillance State is Everywhere", R.AGE "Student/Trafficked", Sixth Tone berjudul "Chinese Demand for Bloodwood Cuts Into Congo's Ecosystem" dan dua lainnya media berbahasa mandarin.

SOPA Awards sendiri organisasi media nirlaba yang secara konsisten memberikan penghargaan kepada kerja-kerja media cetak dan daring sejak tahun 1999. Terdiri dari beberapa juri yang sepanjang tahun bekerja melihat liputan investigasi yang dihasilkan di 8 negara, mulai dari Asia Pasifik sampai Eropa. Informasi lengkap mengenai lembaga ini bisa diakses di www.sopaawards.com.

Bambang Riyanto yang juga dosen luar biasa mata kuliah jurnalistik di Program Studi Sastra Indonesia Fakultas Ilmu Budaya (FIB) Universitas Sumatera Utara (USU) ini menceritakan awal keterlibatannya dalam proses investigasi human trafficking tersebut.

"Berawal dari pemberitaan di Analisa bahwa ada tenaga kerja asal NTT yang lari dari tempat penampungan di Kecamatan Medan Johor," ujarnya.

Berawal dari informasi tersebut, ia kemudian menyusun proposal peliputan untuk mendapatkan Fellowship Investigasi Bersama TEMPO (IBT) yang di 2013 didukung oleh Free Press Unlimited dari Belanda.

Setelah melewati proses seleksi yang ketat, dewan juri akhirnya memutuskan Bambang liputan investigasi kolaboratif bersama wartawan TEMPO di NTT, Jhon Seo dan pada perjalanannya kemudian menggandeng Malaysia Kini.

"Ini investigasi tim, tidak bisa dilakukan sendirian. Saya kebagian menyusuri alur perdagangan manusia mulai dari Medan, Batam dan Malaysia melalui jalur ilegal atau yang sering disebut sebagai jalur tikus. Saya sempat menyamar menjadi seorang TKI dan diinapkan di penampungan selama 3 hari 2 malam di Batam," kata asisten redaktur Harian Analisa ini.

Menanggapi hasil liputannya yang dinominasikan SOPA Awards, ia menjelaskan bahwa keberhasilan liputan itu dinobatkan menjadi yang terbaik di kancah internasional tidak terlepas dari semua pihak yang mendukung.

Tim investigasi TEMPO khususnya Stefanus Pramono yang menjadi mentor dan pimpinan Harian Analisa yang memberikan kesempatan dan dukungan juga turut andil.

"Menjadi nominasi dalam ajang internasional tentu sebuah kebanggaan tersendiri. Saya harap bisa menang, namun kalaupun tidak, ini barangkali pencapaian yang luar biasa. Artinya kerja dan karya kita diapresiasi, dan yang lebih penting bisa menciptakan regulasi dan pengawasan yang lebih baik untuk TKI kita tanpa harus lagi menyabung nyawa demi menafkahi keluarga," ujarnya.

Saat ini nominasi SOPA Awards untuk beberapa kategori sedang memasuki babak penjurian tahap akhir. Akan diumumkan 13 Juni 2018, bila berhasil menjadi pemenang, Bambang Riyanto dan Jhon Seo akan bertolak ke Hongkong untuk menerima penghargaan.

Sumber: Antara
Editor: Dardani