Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Ini 4 Langkah Strategis Dorong Perkembangan Industri Berorientasi Ekspor di Daerah
Oleh : Suci Ramadhani
Jum\'at | 13-04-2018 | 16:28 WIB
rakor-bi11.jpg Honda-Batam
Rapat kordinasi pemerintah, pemerintah daerah dan Bank Indonesia di Radisson Hotel Batam. (Foto: Suci)

BATAMTODAY.COM, Batam - Rapat koordinasi pemerintah pusat, pemerintah daerah, dan Bank Indonesia (Rakorpusda BI), yang digelar di Hotel Radisson Batam, Jumat (13/4/2018), menyepakati empat langkah strategis yang akan diwujudkan dalam bentuk kebijakan yang konsisten dan bersinergi untuk mendorong berkembangnya industri berorientasi ekspor di daerah melalui pemberian kemudahan perizinan dan insentif fiskal.

Gubernur BI Agus D.W. Martowardojo menjelaskan, langkah pertama yakni percepatan implementasi program Online Single Submission (OSS) yang terintegrasi antara pusat dan daerah, terutama di daerah yang memiliki Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) dan kawasan ekonomi (Kawasan Ekonomi Khusus, Kawasan Industri, Free Trade Zone, dan Kawasan Strategis Pariwisata Nasional), didukung pembentukan Satuan Tugas Percepatan Implementasi Berusaha di seluruh daerah.

"Penyediaan insentif fiskal yang mencakup kegiatan ekspansi bisnis, industri pionir, e-commerce, UMKM kawasan industri, kawasan perdagangan bebas dan pelabuhan bebas, serta Kawasan Ekonomi Khusus," ujar Gubernur BI, Jumat (13/4/2018).

Selanjutnya penyesuaian tarif bahan baku dan barang impor/mesin yang memberi insentif berkembangnya industri manufaktur, disertai penyederhanaan proses untuk memperoleh lisensi di lokasi industry dan perijinan ekspor dan impor.

Selain itu juga menurunkan biaya logistik industri domestik melalui peningkatan kapasitas dan efisiensi infrastruktur konektivitas, air dan listrik. Khusus untuk Kepulauan Riau, untuk mendukung pengembangan potensi Batam sebagai pusat industri, perdagangan dan logistik, maka diperlukan

"Langkah yang bisa kita lakukan percepatan realisasi rencana pengembangan Pelabuhan Batu Ampar, Tanjung Sauh dan Terminal Bandara Hang Nadim. Pembangunan instalasi air dan transmisi listrik," ujarnya.

langkah berikutnya adalah penguatan sumber daya manusia untuk mendukung penyediaan tenaga kerja dengan skill yang sejalan dengan kebutuhan perkembangan teknologi dan otomasi proses produksi.

"Melalui penguatan kerja sama antara dunia industri dengan lembaga pendidikan untuk menyediakan pelatihan di lokasi produksi (teaching factory) disertai perbaikan fasilitas pembelajaran dan penyusunan kurikulum pendidikan vokasi yang sesuai dengan kebutuhan pengembangan industri prioritas nasional. Penyediaan insentif berupa super deduction bagi industri unggulan berbasis ekspor yang melakukanresearch and development (R&D) dan mengembangkan pendidikan vokasi," ucapnya.

Dan Perluasan pasar ekspor industri nasional dengan menambah kerja sama perjanjian perdagangan bilateral/multilateral (Free Trade Agreement-FTA danPreferential Trade Agreement-PTA) dengan tetap mempertimbangkan kepentingan nasional.

"Dengan cara percepatan proses negosiasi perjanjian kerja sama dengan pasar besar antara lain Indonesia-European Union CEPA (Comprehensive Economic Partnership Agreement), RCEP (Regional Comprehensive Economic Partnership), Indonesia-Australia CEPA, di luar negara-negara Asia Tengah dan Afrika. Penjajakan dengan pasar-pasar baru non tradisional," pungkasnya.

Editor: Yudha