Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Ada Apa dengan Batam Menari?
Oleh : Redaksi
Selasa | 27-03-2018 | 17:52 WIB
irfan1.jpg Honda-Batam
Irfan Zaman Now. (Foto: Ist)

Oleh Irfan Zaman Now

DI TENGAH situasi ekonomi Batam yang lesu, sebuah institusi yang harusnya mengurusi investasi, malah asik membuat kegiatan menari kolosal. Ada apa ini? Mari kita bongkar, apakah event ini benar menghambur-hamburkan anggaran.

Mari kita mulai dari sisi positifnya dulu.

Kabarnya, 16 ribu penari dari berbagai unsur di Kota Batam bakal tumpah ruah di sepanjang jalan Bundaran OB, 7 dan 8 April 2018 mendatang. Ribuan orang itu akan menarikan tarian karya Guruh Soekarno Putra.

Kabarnya lagi, itu adalah salah satu festival seni budaya untuk menambah ikon baru Kota Batam. Sebagai pintu masuk wisatawan asing terbesar ketiga di Indonesia setelah Bali dan Jakarta, Batam perlu terus menambah daya tarik dengan menghadirkan ragam atraksi. Tujuannya? Apalagi kalau bukan supaya wisatawan makin tertarik dan lebih betah berlama-lama di Batam. Benarkah?

Mari kita bedah data yang ada.

Pariwisata adalah penghasil devisa terbesar tahun 2016 setelah kelapa sawit. Nilai devisa dari pariwisata besarnyanya tidak tanggung-tanggung yaitu 13.568 juta dolar AS. Angka ini mengalahkan devisa dari sektor migas dan batubara lho. Ini adalah data BPS (Badan Pusat Statistik) dan Kementerian Pariwisata RI.

Kemudian, tahun 2020 pariwisata diprediksi bakal tumbuh menjadi penyumbang devisa terbesar bagi Indonesia. Wow!

Lalu, dari mana sih asalnya devisa?

Turis yang datang ke Indonesia, pasti membawa uang dari negara asalnya. Sudah pasti, mata uang mereka tidak bisa langsung ditransaksikan di Indonesia. Mereka harus menukarkan uangnya jadi mata uang rupiah. Inilah yang jadi devisa bagi Indonesia. Semakin banyak turis mancanegara yang datang maka pemasukan devisa akan semakin banyak. Dampak devisa yang masuk langsung itulah yang dirasakan oleh seluruh lapisan masyarakat.

Data World Bank tahun 2016 mengungkapkan, pariwisata menyumbang 8,4% lapangan pekerjaan nasional. Pertambahan lapangan kerja wisata cepet banget. Tumbuh 30% dalam 5 tahun, apalagi biaya penciptaan lapangan kerja sektor wisata adalah termurah disbanding sektor lain.

Dan Batam itu kan kota Industri, lalu apa hubungannya pariwisata dengan industri?

Batam yang merupakan tanah Melayu, masyarakatnya terdiri dari bermacam ragam latar etnis dan budaya. Sehingga kebersamaan ini bisa nunjukin persatuan masyarakat Batam untuk sama-sama bersatu dan menggerakkan pariwisata. Nah, Kegiatan menari untuk angkat nama Batam sebagai kota yang asyik untuk wisata dan tempat tinggal.

Selama ini, daerah-daerah industri maju di luar negeri sudah lebih dulu memyulap kawasannya menjadi tempat yang asik untuk kerja, tinggal dan bersenang-senang. Istilah kerennya, work – life – play balance. Tempat yang seimbang untuk kerja, tinggal dan bersenang-senang.

Menurut ahlinya yang sudah kaliber internasional, Frost & Sullivan, pesaing-pesaing Batam terdekat, sudah menerapkan konsep work – life – play balance ini dari zaman dulu.

Mereka semua sama-sama daerah industri seperti Batam. Yaitu Penang di Malaysia, Tan Thuan di Vietnam, Waiqaoqiao di China, Noida di India dan Manaus FTZ di Brazil.

Maka, kegiatan Batam menari juga bisa menjadi pencitraan positif atau istilah kerennya Country Branding Wonderful Indonesia di mata dunia.

Country Branding Wonderful Indonesia yang semula tak masuk hitungan di dunia, mulai tahun 2015 naik lebih dari 100 tingkat jadi ranking 47, menggeser Truly Asia Malaysia (ranking 96) dan Amazing Thailand (ranking 83). Wow, amazing sekali bukan?!

Country branding Wonderful Indonesia mencerminkan posisi dan keunikan Pariwisata Indonesia.

Lalu, apakah Event Batam Menari menghamburkan puluhan milliar?

Bener sekali! Even pariwisata seperti Batam Menari bisa ‘menghambur-hamburkan’ duit dengan angka fantastik. Tapi, menghamburkan duit itu turis asing yang datang loh. Yang menghamburkan duit itu investor asing yang makin senang menanamkan modalnya di Batam.

Berapa duit yang 'dihamburkan’ turis dan investasi asing di Batam? Pada tahun 2017 ini saja, menurut data BKPM, investasi penanaman modal asing (PMA) yang masuk ke Batam sebesar 1,11 miliar dollar AS dari 73 proyek. Itu senilai 15 ribu miliar rupiah lebih. Fantastis kan dana yang "dihamburkan"?

Mungkin Batam Menari 2018 tak akan serta merta membikin turis dan investasi asing ‘menghambur-hamburkan’ duit ke Batam dalam waktu dekat.

Tapi pelan-pelan, citra Batam akan makin positif sebagai daerah investasi yang asik untuk kerja dan tinggal, optimis ke depan makin banyak investasi asing dan turis masuk ke Batam untuk “hambur-hamburkan duit”.

Ekonomi makin maju. Makin banyak lapangan kerja. Makin sejahtera Batam tercinta

Event Batam Menari akan digelar 7-8 April 2018. Makin banyak yang menari, semoga makin banyak turis dan investor “hambur-hamburkan” duit di Batam.

Devisa pariwisata sudah ungguli Batubara
Bangkitkan Batam yang Lama Tenggelam

Batam Menari Festival seni budaya
turis dan investor hamburkan duit di Batam.

Penulis adalah pengamat sosial dan budaya di Batam