Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Industri Diminta Terlibat dalam Peningkatan Kompetensi Calon Pekerja
Oleh : Irawan
Minggu | 19-11-2017 | 14:00 WIB
hanif_dakhiiri4.jpg Honda-Batam
Menteri Ketenagakerjaan (Menaker) M Hanif Dhakiri

BATAMTODAY.COM, Jakarta - Kementerian Ketenakerjaan terus menyoroti kompetensi pendidikan di sektor Industri. Untuk meningkatkan kompetensi pendidikan vokasi, diperlukan kontribusi dari dunia industri.

"Salah satu masalah dunia kerja adalah miss-match kompetensi. Untuk mengurangi itu maka industri harus terlibat dalam proses pendidikan sehingga lulusannya sesuai dengan kebutuhan industri," ujar Menteri Ketenagakerjaan M Hanif Dhakiri dalam rilisnya, Sabtu (18/11/2017).

Hanif menjelaskan, keterlibatan industri bisa dilakukan dengan berbagai cara, misalnya dalam membuat kurikulum. Alhasil daya kompetensi siswa pun semakin naik.

"Kompetensi sangat penting untuk memasuki pasar kerja yang semakin kompetitif," sambung Hanif.

Menurut Hanif, kompetensi siswa juga bisa ditingkatkan dengan pendidikan berbasis teknologi. "Karena perubahan teknologi, maka karakter pekerjaan juga berubah, sehingga keterampilan yang diperlukan juga berubah," tuturnya.

Masih kata Hanif, dengan begitu proses pembelajaran semakin mudah. "Misalnya di Balai Latihan Kerja (BLK), proses pembelajaran di BLK 30% teori dan 70% praktik. Ke depannya, penyampaian teori tersebut akan dilakukan melalui e-learning, sehingga akan lebih efisien," jelas Hanif.

Oleh karenanya, demi meningkatkan kompetensi di bidang ketenagakerjaan. Pemerintah telah membangun Politeknik Ketenagakerjaan.

"Saya ingin membangun perguruan tinggi yang bisa memfasilitasi berbagai pihak yang ingin mendalami tentang ketenagakerjaan," jelas Hanif.

Dia memaparkan dasar dari Politeknik Ketenagakerjaan adalah sertifikasi profesi. Di sini para mahasiswa mendapatkan setifikasi kompetensi di tiap jenjangnya.

Sementara itu, CEO IPMI International Business School Jimmy M. Rifai Gani sepakat dengan Hanif bahwa untuk meningkatkan kapasitas pekerja harus ada kerja sama antara pemerintah dengan berbagai pihak, salah satunya adalah para pengusaha.

"Cara paling cepat untuk meningkatkan produktivitas adalah dengan cara meningkatkan kapasitas pekerja, dan disini diperlukan keterlibatan dunia usaha," kata Jimmy.

Menurut Jimmy, daya saing pekerja Indonesia semakin membaik. Itu dibuktikan dengan dari peringkat Indonesia yang naik ke posisi 36 dari sebelumnya di posisi 41 pada tahun 2016.

Editor: Surya