Atasi Kelangkaan Garam, 40 Ton Garam Impor Usulan Disperindag akan Sampai di Kepri
Oleh : Charles Sitompul
Selasa | 15-08-2017 | 19:14 WIB
Kadisperindag-Kepri1.gif
Kepala Dinas Perdagangan dan Perindustrian Provinsi Kepri, Burhanudin (Foto: dok.batamtoday.com)

BATAMTODAY.COM, Tanjungpinang - Kepala Dinas Perdagangan dan Perindustrian Provinsi Kepri, Burhanudin, mengatakan, untuk mengatasi dan mengantisipasi kelangkaan garam di Kepri, dalam waktu dekat 40 ton dari 70 ribu ton garam yang diimpor Pemerintah Pusat melalui Menteri Perdagangan akan tiba di Provinsi Kepri.

Pendistribusian 40 ton garam impor ke Kepri, tambah Burhanudin, akan didistribusikan dua agen distributor resmi garam di Kepri yang mendapat izin dari Pemerintah Pusat sebagai perpanjangan tangan distribusi dari Perusahaan Garam Indonesia selaku pengimpor.

"Kedatangan 40 ton garam impor ini, sesuai dengan yang dibutuhkan dan diajukan, untuk menjaga stok dan stabilitas harga garam dipasaran," ujar Burhanudin, Selasa (15/8/2017).

Dari survei dan evaluasi yang dilakukan Disperindag, tambah dia, kebutuhan garam di 7 kabupaten/ kota di Provinsi Kepri, termasuk dalam kategori sedang. Dengan kebutuhaan belasan ton per bulan.

Burhanudin juga mengatakan, dari penelusuran yang dilakukan pemerintah ke pasar dan agen penyalur, terjadinya kelangkaan garam di Indonesia dan Provinsi Kepri, bukan disebabkan adanya "Kartel" atau penimbunan garam yang dilakukan pengusaha. Namun murni disebabkan berkurangnya produksi garam petani, yang diakibatakan kondisi alam.

"Jadi dari penelusuran dan evaluasi yang dilakukan pemerintah, termasuk kami di Disperindag Kepri, kelangkaan stok garam murni disebabkan hasil produksi petani garam kita yang anjlok akibat cuaca, sehingga mengakibatkan pasokan berkurang," jelasnya.

Pertanyaan lain, mengapa Kepri yang memiiki 96 persen laut, tidak membuat pabrik pengelolaan garam, sebagaimana yang dilakukan petani garam di Madura, Burhanudin menimpalai bahwa kadar yodium air laut Provinsi Kepri tidak memungkinkan untuk dikelola untuk pembuatan garam.

"Sejumlah pakar dan ahli peneliti juga sudah kami tanya dan memang karena kadar yodium laut Kepri yang sangat rendah, sehingga tidak memungkinkan untuk diolah membuat garam," jelasnya.

Dia menambahkan, boleh saja air laut Kepri dikelola, tapi antara cos produksi dengan garam yang dihasilkan akan tidak sesuai, sehingga sangat merugikan.

Editor: Udin